BANTENRAYA.CO.ID – DPRD Banten mendorong Pemprov Banten agar segera melakukan operasi pasar.
DPRD Bnaten mendesak hal tersebut untuk mengatasi kenaikan harga beras yang kini semakin banyak dikeluhkan masyarakat.
Bila tidak, DPRD Banten khawatir akan berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harga terlalu tinggi.
BACA JUGA: Kasus Terus Bermunculan, Bullying Harus Jadi Perhatian Serius hingga Sekolah Harus Lebih Peka
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Serang sejak dua pekan terakhir harga beras di Kota Serang terpantau terus naik.
Kondisi tersebut diprediksi akan terus terjadi hingga akhir tahun 2023.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan di 3 pasar yaitu Pasar Rau, Pasar Lama, dan Pasar Kepandean harga beras mulai mendekati Rp15.000.
Rinciannya, medium Rp13.300 per kilogram dan harga beras premium Rp14.500 per kilogram.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten M Nawa Said Dimyati meminta Pemprov Banten bergerak cepat untuk mengatasi masalah tingginya harga beras di Banten.
Dia mengatakan, harga beras di pasar-pasar yang ada di Provinsi Banten terus mengalami kenaikan.
“Kondisi ini tentu harus segera disikapi oleh Pemprov Banten,” kata Cak Nawa, panggilan akrab Nawa Said Dimyati, Kamis, 5 Oktober 2023.
Ia mengatakan, salah satu langkah yang bisa diambil oleh Pemprov Banten adalah dengan melakukan operasi pasar sehingga harga beras bisa segera turun.
Karena itu, dia meminta kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk melakukan langkah pasti, salah satunya melakukan operasi pasar khusus untuk komoditas beras tersebut.
“Karena harga beras tinggi, maka selalu saya katakan Pemprov harus operasi pasar,” katanya saat Nawa.
Nawa menuturkan, dalam beberapa kesempatan Pj Gubernur Banten Al Muktabar selalu mengatakan bahwa saat ini stok beras di Provinsi Banten sangat mencukupi.
Bahkan, Pemprov Banten memiliki cadangan beras namun semua itu menurutnya tidak ada artinya bila mereka tak melakukan upaya untuk mengatasi kenaikan harga beras.
“Kata Pj stok beras lebih dari cukup, itu perlu digelontorkan di pasar menjangkau harga beras,” ujarnya.
Terkait ajakan agar masyarakat tidak mengandalkan beras sebagai bahan pokok seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dia mengaku tidak mau banyak berkomentar.
Meskipun fakta bahwa bahan pokok di Indonesia bukan hanya beras, tapi ada juga gandum, sagu, umbi-umbian, sorgum, dan lainnya adalah sebuah fakta. ***