Kisah Pilu Tukang Becak di Kota Serang Saat Ramadan, Sehari Paling Bawa 1 Penumpang

Tukang becak di Kota Serang
Muhamad Saleh, salah satu tukang becak di Kota Serang sedang menunggu penumpang di Jalan Diponegoro, Kotabaru, Kamis (13/4). (Mia Reva/Banten Raya)

BANTENRAYA.CO.ID – Becak yang dikendarai tukang becak merupakan kendaraan tradisional Indonesia yang sampai sekarang masih ada di beberapa daerah salah satunya di Kota Serang.

Walaupun bisa dibilang keberadaannya kini sudah hampir punah, beberapa orang masih memilih membawa becak sebagai mata pencahariannya.

Salah satunya Rosid, pembawa becak di Jalan Diponegoro, Kotabaru, Kota Serang yang sudah puluhan tahun membawa becak di Kota Serang.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : SPOILER PREMAN PENSIUN 8 EPISODE 24: Roy Naik Tahta Kawal Semua Pasukan, Didu Dapat Mandat Penting dari Cecep

Ia menyadari bahwa tidak bisa mengandalkan becak untuk memenuhi kebutuhannya sehari-harinya, maka dari itu ia sembari membantu di toko buah samping tempat becaknya mangkal.

“Huuh udah susah sekarang mah, kebanyakan susah nyari penumpang. Kan udah ada gojek sekarang. Saya mah sembari ngebecak juga ya sembari ngelap-ngelapin buah di sini, jadi ada tambahan,” kata Rosid kepada Banten Raya, Kamis (13/4).

Tukang becak di Kota Serang
Tukang becak di Kota Serang, Provinsi Banten makin kesulitan mencari penumpang. (Doni Kurniawan/Banten Raya)

Ia mengatakan, kini dalam sehari ia hanya bisa membawa 1 sampai 5 penumpang saja bahkan pernah tidak sama sekali.

BACA JUGA : Doa Mudik Lebaran 2023 Saat Perjalanan Menggunakan Kapal Laut Lengkap dengan Tulisan Latin

“Dulu mah gampang nyarinya, penumpangnya banyak. Dulu mah mau makan aja karyawan-karyawan BCA pada naik becak. Dulu mah sehari itu bisa 50 juga kadang 20,” jelasnya.

Becak Makin Ditinggalkan

Penumpang becak miliknya kini didominasi oleh ibu-ibu, selain itu banyak juga anak sekolah yang masih menggunakan becak sebagai alat transportasi.

Rosid mengungkapkan bahwa kini becak merupakan alat transportasi yang sudah semakin ditinggalkan entah dari penumpang maupun pembawa becaknya sendiri.

BACA JUGA : Daftar Identitas Korban Tewas dan Luka Kecelakaan Beruntun di Jalan Tol Semarang-Solo

“Becak ini ya tradisionalnya Indonesia, tapi sekarang mah udah pada dijualin ini becaknya. Soalnya yang nariknya juga udah engga ada, penumpangnya udah jarang,” ucap Rosid

Pembawa becak lainnya, Muhammad Saleh mengatakan bahwa masih membawa becak tidak lain agar memiliki aktivitas di hari tuanya.

“Engga ada kerjaan, kalau di rumah aja kesel. Dari dulu mah jualan, ini baru narik becak tahun-tahun sekarang aja,” kata Saleh.

BACA JUGA : 7 Rekomendasi Hotel Murah di Lampung Dijamin Bikin Betah Harga Mulai Dari 100 Ribuan

Walaupun usianya sudah tidak lagi muda, Saleh masih kuat membawa becak karena dirasa sebagai salah satu kegiatan olahraga juga.

“Masih pada kuat walaupun udah tua juga, kan sehat ngegoes itu. Cuman ya engga bisa bawa ke jauh, paling yang deket aja,” katanya.

Sama halnya dengan pembawa becak lainnya, dalam sehari ia hanya mendapatkan 1 sampai 2 penumpang bahkan tidak.

“Dalam sehari kadang-kadang 1 kadang juga engga. Kalau ada mah dibawa kalau engga ada yauda duduk aja,” ujar Saleh. ***

Pos terkait