BANTENRAYA.CO.ID – Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 tak kunjung melakukan pelunasan terhadap beberapa warga di Serang Utara yang menjual tanahnya untuk rencana pengembangan PT Agung Sedayu Group (ASG).
Adapun warga mulai melakukan penjualan tanahnya ke PIK 2 sekitar di awal tahun 2024 lalu.
Sekretaris Desa Pedaleman Wunijo Suro Pratolo mengatakan, dari tiga orang yang menjual tanahnya ke PIK 2 hanya satu orang yang baru dilakukan pelunasan.
“Yang baru dilunasi itu Ibu Mutiah dengan lahan seluas 5 hektare, yang baru DP 2o persen bapak Napiar dengan tanah seluas 5 hektare, dan Haji Makruf lima hektare. Rencana pembebesannya seluas 700 hektare” ujarnya, Senin (19 Mei 2025).
Ajang Sportourism Berkelas Dunia Bertajuk Bank BJB Bandoeng 10K, Ribuan Pelari Ambil Bagian
Ia menjelaskan, ketiga orang tersebut telah menjual tanahnya sejak tahun 2024 melalui seorang perantara yang ia sebut Haji Nur dan Ibu Dewi.
“Ada juga yang ngejual ke Ibu Dewi, kalau ngejualnya lewat Haji Nur kita enggak tahu lunas apa enggaknya karena transkasinya lewat perorangan.
Tapi biasanya ada anak buahnya yang datang ke desa ketika Haji Nur membutuhkan berkas,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Desa Tenjoayu, Kecamatan Tanara Herman mengatakan, rencana pengembangan PIK 2 di desanya tersebut bakal menggarap sebesar 800 hektare lebih.
“Rencana pembangunan PIK 2 di Tenjoayu itu lumayan banyak, kalau untuk lahan tambak ada 800 hektare, belum sawahnya. Yang saya tahu baru ada dua orang yang sudah melakukan jual beli tanahnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dari 800 hektare lahan yang direncanakan namun yang baru berhasil dibebaskan hanya sebesar 10 hektare karena banyaknya warga yang enggan melepas akibat twaran harga yang sangat murah.
“Mereka ngejual ke Pak haji Nur, Kalau enggak salah yang sudah menjual itu Almarhum H. Juned, sama Almarhum H. Asmun. Tapi aslinya meraka berdua itu orang Desa Bendung dan punya tanah di desa Tenjoayu,” katanya.
Herman menuturkan, beberapa warga juga sudah ada yang melakukan pengajuan berkas jual beli tanah namun sangat lama untuk menerima pembayarannya.
Lapak PKL Sisi Rel KA Stadion Maulana Yusuf Mulai Bongkar Sendiri
“Yang ramai di desa itu berkas sudah masuk tapi prosesnya lama. Sebenarnya kalau untuk calo di luar kita enggak tahu transaksinya seperti apa.
Tapi yang saya tahu untuk DP aja susah apalagi pelunasan, tapi kalau harganya sesuai dengan pasaran (tinggi) kemungkinan banyak warga mau melepas tanahnya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, masih banyak warga yang enggan melepas tanahnya untuk dijual ke PIK 2 karena harga yang ditawarkan cukup murah yakni hanya sebesar Rp30.000 permeter.
” Masalahnya kita belum lihat respon warganya, tapi yang jelas respon warga enggak mau karena harganya murah. Padahal dulu harga tanah permeter bisa lebih dari Rp30.000,” paparnya.
Pihaknya belum mengetahui pasti apa yang bakal dibangun oleh PIK 2 di desanya tersebut karena Rencana tata Ruang Wilayah masuk sebagai kawasan Indutri.
“Kita juga masih bingung soal ramai-ramai PIK ini, karena PIK itukan perumahan elite. Sedangkan dalam RTRW kita masuknya kawasan perindustrian, dan katanya akan ada pelabuhan disini,” tuturnya.
Terpisah Warga Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Ropin mengatakan sada satu orang di desanya yang belum diberikan oleh PIK 2.
“Iya ada tapi belum jelas penjualannya apakah langsung ke PIK atau calo. Namanya H Pudin dan dia menjual tanahnya kurang lebih seluas 5 hektare,” ujarnya.
Sementara Koordinator Koalisi Rakyat Banten Utara Melawan (Karbala) Ahmad Muhajir mengatakan, banyak korban calo tanah PIK 2 yang enggan bersuara.
“Sebenarnya banyak warga yang belum dilakukan pelunasan oleh PIK 2, namun mereka takut melakukan spike up karena takut enggak dibayar atau takut kena intimidasi. Padahal kalau ada yang mengadu ke kita akan kita dampingi dan akan kita kawal,” katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya juga menerima laporan terkait ada warga yang belum dilnuasi oleh PIK 2 namun masih takut untuk bersuara.
“Ada satu orang dari Desa Kubang Puji Kecamatan Pontang yang belum mendapatkan pelunasan, tapi orangnya belum bisa cerita ke kita. Kemarin ada Warga Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang namanya Suenah yang kita ungkap sampai akhirnya dilunasi,” jelasnya. (andika)