Trending

Merawat Tradisi di Tengah Gempuran Budaya Asing, Potret Aktivitas Pencak Silat Peguron Sinar Srenggani Ciwedus

Saat ini, papar Aris, karena Cimande Girang hanya buah dan jurus saja.

Sekarang bersama dengan pengurus Peguron Sinar Srenggani mengambangkan kembangnya, sehingga bukan saja jurus tapi bisa juga turun dikalangan atau kendang.

BACA JUGA: Gerakan Gotong Royong Warga Dominan, Pagar Makam Masih Jadi Favorit Pembangunan Salira Kelurahan Samangraya

Kendang sendiri merupakan perpaduan antara musik dan jurus silat yang menjadi tarian sehingga selaras dengan musik.

“Ini cukup sulit, karena kalau jurus saja itu kan kaku, makanya masih terus dikembangkan kembangnya untuk dikalangan,” katanya.

“Sebab, Cimande ini hanya punya buah dan jurus saja, tidak ada kembang,” paparnya.

Awal kembali menghidupkan peguron, jelas, Aris cukup punya banyak tantangan.

Sebab, tidak semua orang tua memberikan izin.

BACA JUGA: Pembangunan Salira Kelurahan Cibeber Dimulai, Ini Pesan Kepala Bappedalitbang Cilegon

Silat
Dua pesilat dari Peguron Sinar Srenggani duel golok. (Uri/BantenRaya.Co.Id)

Namun, sekarang dengan benar-benar konsisten merawatnya, maka banyak orang tua yang akhirnya menyadari.

Pentingnya terus menjaga kelestarian budaya sembari menghilangkan aktivitas negatif anak di rumah dan pergaulan saat malam libur.

“Dari pada anak ngeluyur tidak jelas, dan yang umur SD sudah mahir main gawai, maka kami sadar sebaiknya dialihkan ke hal positif, itu saja tujuan saya,” imbuhnya.

Sementara itu, Pembina Peguron Sinar Srenggani Abah Baidowi menyatakan, nama Srenggani sendiri diambil dari nama sebuah bunga yang banyak tumbuh di Kampung Ciwedus dahulu yakni Senggani.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button