CILEGON, BANTEN RAYA – Pemkab Tapin, Kalimantan Selatan atau Kalsel tidak tanggung-tanggung membawa rombongan yang terdiri dari 100 inovator ke Kota Cilegon, Selasa, 21 Juni 2022.
Kunjungan rombongan Pemkab Tapin Kalsel untuk belajar tentang inovasi teknologi tepat guna atau TTG dan Pos Pelayanan Teknologi atau Posyantek.
Untuk diketahui, Kota Cilegon baru memperoleh predikat kota terinovatif dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau Kemendes PDTT, di Bandar Lampung.
Dalam acara bertajuk TTG Nusantara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian meraih penghargaan Satya Lencana Bakti Inovasi Desa, karena dinilai berkontribusi dan bekerjabkeras dlaam membina pengembangan TTG.
Salah satu peserta lomba TTG dari Kota Cilegon, Wahyudi juga meraih poin tertinggi atau 998,5 dari lima peserta dari daerah lain dalam lomba TTG Unggulan dengan produk TTG sistem pengolahan berbasis limbah Ruminasia.
Di tingkat Provinsi Banten, Kota Cilegon selain Wahyudi, juga ada tiga wakil Cilegon yang meraih juara Inovasi TTG.
Mereka adalah Salman dengan inovasi Tungku Sangkrah atau alat pengolah sampah, kemudian Amrizal dengan inovasi Tomoform atau alat pencetak kemasan serbaguna, dan Sri Mulya dengan inovasi Tolong Sepaket atau alat pengolah sampah berbagai manfaat.
Sementara lima Posyantek dari Kota Cilegon yang ikut lomba berhasil juara semua.
Mereka adalah Posyandu Semangat Bina Lingkungan Kelurahan Kebon Dalem, Poyabtek Mekar Abadi Kelurahan Mekarsari, Poyantek Sepakat Kelurahan Purwakarta, Posyantek Tangguh Sukmajaya, dan Posyantek Al-Amin Kelurahan Panggungrawi.
Jumlah inovasi Kota Cilegon mengalami kenaikan signifikan sejak kepemimpinan Helldy-Sanuji.
Saat ini, jumlah inovasi di Kota Cilegon sebanyak 249 inovasi terdiri dari pelayanan publik dan inovasi tata kelola pemerintahan.
Sementara pada 2022 sebanyak 187 inovasi, dan 2021 sebanyak 79 inovasi.
Walikota Cilegon Helldy Agustian menyampaikan, sejak awal menjabat dirinya terus mendorong masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) untuk terus membuat inovasi-inovasi.
“Awal saya menjabat, predikatnya itu kurang inovatif atau nol nilainya, sekarang sudah menjadi inovatif dengan 37 point,” katanya saat menerima kunjungan di Aula Diskominfo Cilegon pada Selasa, 20 Juni 2023.
Lalu, papar Helldy, sebagai walikota dirinya lantas tidak hanya menyampaikan harus berinovasi, melainkan langsung memberikan contoh kepada jajarannya.
Hasilnya, dibangunnya pabrik sampah co-firing batu bara senilai Rp 10 miliar hasil kerjasama dengan PLN.
“(Pabrik) Ini nantinya akan diperluas dengan bantuan dari bank dunia melalui Kemen PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) senilai Rp120 miliar,” imbuhnya.
Artinya, jelas Helldy, tidak ada yang tidak mungkin selama berusaha pasti bisa.
“Tidak ada yang tidak mungkin selama berusaha, dan inovasi ini juga sudah dilakukan tanpa adanya APBD Kota Cilegon,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan atau Bappedalitbang Kota Cilegon Wilastri Rahayu menyampaikan, keterlibatan masyarakat dalam hal inovasi menjadi penting.
Untuk itu, Bappedalitbang terus melakukan pembinaan dan sentuhan anggaran untuk Posyantek untuk terus mengembangkan inovasi.
“Jadi, ada anggaran pembinaan untuk Posyantek di kelurahan. Lalu juga ada anggaran untuk pengembangan inovasi senilai Rp50 juta untuk pembuatan inovasi. Namun, dari semuanya tentu keberpihakan walikota Cilegon dengan mengeluarkan instruksi walikota agar semua OPD dan kelurahan berinovasi,” imbuhnya.
Saat ini, jelas Wilastri, Kota Cilegon sudah menjadi kota inovatif, dimana sebelumnya menyandang predikat kurang inovatif.
“Awal Pak Helldy memimpin predikatnya kurang inovatif, sekarang sudah kota inovatif,” jelasnya.
Kepala Inspektorat Kabupaten Tapin Unda Ansori mengungkapkan, berharap pada inovator dan stakeholder yang ikut bisa menyerap sebanyak-banyaknya ilmu dari Kota Cilegon untuk bisa mengembangkan inovasi di Kabupaten Tapin.
“Kami ingin belajar banyak. Kami juga ingin menjadi daerah yang inovatif, serta tentu saja berbagai bentuk persyaratan, termasuk kebijakan akan belajar untuk diterapkan,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Tapin Rahmadi, menambahkan kunjungan kerja ini bertujuan untuk belajar dan memperluas wawasan dirinya dan masyarakat Kabupaten Tapin dalam mengelola Posyantek agar dapat menghasilkan inovasi teknologi tepat guna yang bermanfaat.
Terlebih lagi, kata dia, agar bisa mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada.
“Kami ingin belajar bagaimana mengelola Posyantek yang kami miliki agar dapat menghasilkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
“Ketika wawasan kami terbuka, kami yakin akan muncul inovasi dan teknologi baru dari pemerintah, baik itu dalam sosialisasi, pemberian modal, maupun bantuan. Ini akan mempercepat proses inovasi dan pengembangan teknologi tepat guna di daerah kami,” pungkas Rahmadi. (Advertorial/Diskominfo Cilegon)