Pengabdian Kolaborasi kepada Masyarakat di Kawasan Hutan Kopi Citaman Lawang Taji Pandeglang Banten

IMG 9320 scaled

Oleh : Eni Nur’aeni M.Si, Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Sabtu,14 Juni 2025 bertempat di Hutan Kopi Citaman Lawang Taji sebanyak 35 mahasiswa biologi UIN Banten dan 6 petani kopi Desa Sanim mengikuti Pengabdian Kepada Masyarakat secara kolaborasi dan kuliah lapangan.

Kegiatan ini merupakan kolaboran UIN SMH Banten, Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citaman Lawang Taji, Komunitas Lingkungan Kokoleceran dan Bumas Kelurahan Juhut Kecamatan Karanganjung Kabupaten Pandeglang.

Kegiatan ini dibuka oleh Eni Nuraeni, M.Si, sebagai salah salah satu dosen UIN SMH Banten, beliau menyampaikan kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan pengabdian kolaborasi kepada masyarakat, sekaligus kuliah lapangan mata kuliah ekologi mahasiswa Prodi Biologi Fsainstek UIN SMH Banten, semoga kegiatan ini membawa dampak positif terhadap semua pihak, khususnya masyarakat gunung karang.

Linda sebgai perwakilan dari ASKI DPD Banten menyampaikan bahwa kopi menjadi salah satu komoditas perkebunan utama di Indonesia, tetapi kalau masyarakat ditanya terkait kopi Banten, 95% tidak tahu.

Hutan Kopi Citaman Lawang Taji adalah salah satu hutan kopi yang menghasilkan kualitas kopi terbaik di Indonesia.

Jenis kopi yang tumbuh di Hutan Citaman Lawang Taji, yaitu jenis Robusta, Arabika, Arobusta, Liberica, Excelsa. Salah satu produk unggulan kopi yang dihasilkan adalah kopi Leupeh Lalay, yang dimana kopi ini hanya dihasilkan di 4 daerah di Indonesia.

Kopi Leupeh Lalay merupakan jenis kopi campuran yang dimakan dan lepeh (dikeluarkan) kembali oleh kelelawar, karena daerah Gunung Karang termasuk salah satu daerah habitat Kelelawar.

Tidak semua buah (Chery) kopi dapat dimakan oleh kelelawar, hanya buah Chery yang bagus secara fisiologis yang dapat dimakan oleh kelelawar. Selain itu, kopi Leupeh Lalay juga memiliki citarasa yang khas karena sentuhan alami dari proses pengolahannya yang natural.

Citarasa kopi Leupeh lalay sendiri memiliki rasa yang manis seperti manisnya buah Apel Malang, sedikit pahit seperti pahitnya kulit buah jeruk, dan rasa asamnya seperti rasa buah belimbing yang belum matang.

Disampaikan oleh kang manan sebagai petani kopi Citaman Lawang Taji, tidak hanya kopi Leupeh Lalay, disana juga banyak jenis kopi yang lainnya.

Diantaranya Arabusta, Arabika, Liberika, dan Excelsa. Kopi Arabusta adalah kopi hasil perpaduan antara tanaman kopi Arabika dan Robusta, proses penanamannya dengan cara di stek batang tanaman Arabika dan pucuk tanaman Robusta.

Tidak hanya itu mahasiswa juga dapat membedakan tanaman kopi yang satu dengan lainnya, seperti tanaman kopi Arabika memiliki tipe daun yang lebih kecil dibandingan dengan tanaman yang lainnya.

Tanaman kopi Robusta memiliki tipe daun lojong ke bawah dan sedikit lebih besar dari tanaman kopi Arabika, Sedangkan tanaman kopi Liberika memiliki tipe daun yang 2x lebih besar dari tanaman kopi yang lainnya.

“Kopi itu dapat membantu penambah kolagen pada kulit, jika digunakan diwaktu yang tepat, kopi dapat meningkatkan produktifitas. Jika diminum setelah sarapan pagi dan pada sore hari di jam 4-5 sore,” ujar Sigit (ASKI Banten).

Materi terkait budidaya kopi disampaikan secara komprehensif oleh Dr. Ir. Lili Dahliani, M.M. Budidaya tanaman kopi di Gunung Karang dapat di lakukan secara Onfarm, hal ini sebagai salah satu strategi konservasi Citaman Lawang Taji.

Selain mendapatkan materi tentang tanaman kopi, mahasiswa juga mendapatkan pemahaman materi mengenai pemanfaatan daun kelor sebagai bio pestisida, yang di sampaikan Oleh nara sumber Prof. Dr. Lisdar A Manaf (IPB).

Daun Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang kaya akan manfaat, selain bermanfaat untuk kesehatan manusia.

Tanaman ini juga bermanfaat untuk tanaman lain yaitu sebagai biopestisida alami, tanaman kelor memiliki manfaat untuk menghilangkan mikoriza (jamur) yang ada pada tanaman.

Setelah mengikuti materi yang disampaikan langsung oleh dosen IPB, Dosen UIN Banten,omunitas ASKI, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk dapat melihat langsung berbagai jenis tanaman kopi dan biji kopi hasil Leupeh lalay.

Setelah diajak berkeliling Hutan Kopi Citaman Lawang Taji, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menanam pohon kopi sebagai bentuk peningkatan kapasitas petani kopi yang ada di Citaman Lawang Taji. *

Pos terkait