Poling Calon Presiden Pilihan Warga Banten Harian Banten Raya

Poling Presiden Pilihan Warga Banten
Poling calon presiden pilihan warga Banten menghadirkan Anies Baswedan, ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

BANTENRAYA.CO.ID – Poling calon presiden bisa menjadi salah satu media bagi masyarakat untuk menyuarakan pilihannya di tengah waktu pemilihan presiden yang semakin dekat.

Saat ini, riuh tensi politik semakin hangat. Masing-masing tokoh bergerilya dan mencoba menunjukkan diri sebagai sosok yang pantas dan mumpuni menjadi pemimpin di Republik Indonesia.

Kami mengajak seluruh warga Banten untuk menyalurkan aspirasinya di Poling Presiden Pilihan Warga Banten Koran Banten Raya.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Hasil Sementara Vermin KPU Kota Serang Temukan Belasan Bacaleg Kota Serang Psikopat

Di era demokrasi, berbeda pendapat adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, jangan ragu suarakan aspirasimu.

Sebelum memilih bakal calon presiden pilihanmu, kamu bisa pelajari profilnya dari informasi yang disarikan oleh Banten Raya dari berbagai sumber.

Urutan profil dilakukan berdasarkan abjad nama pertama kandidat bakal calon presiden.

BACA JUGA : Ibu Syarifah Fadiyah Alkaff Tidak Terima Anaknya Dapat Komentar Buruk dari Debi Ceper: Saya Akan Cari Keadilan!

1. Profil Anies Baswedan
Inisiator Badan Eksekutif Mahasiswa, Pernah Menjabat Seksi Kematian

Anies Rasyid Baswedan lahir di Kuningan pada 7 Mei 1969 atau kini berusia 54 tahun.

Anies dikenal sebagai sosok yang aktif di berbagai organisasi sejak masih sekolah di tingkat SLTP, salah satunya di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Anies Baswedan
Anies Baswedan dalam Temu Kebangsaan Relawan di Tennis Indoor Senayan, Mei 2023 lalu.

Anies pernah Dia juga menjabat pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai “seksi kematian”, karena tugasnya mengabarkan kematian hingga kemudian menjadi Ketua OSIS se-Indonesia di tahun 1985 saat bersekolah di SMAN 2 Yogyakarta.

Pada 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Hal tersebut membuatnya harus menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.

Saat kuliah di UGM, Anies tetap aktif berorganisasi. Dia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam, lalu menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.

Di fakultasnya, Anies berhasil menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidangi kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada waktu itu.

Anies kemudian terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992.

Anies juga menjadi salah satu inisiator pembentukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada 1993.

Selama masa kepemimpinannya, dia memulai gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.

Pada 1998, dia mendapat gelar sebagai Master of Public Management, Sekolah Urusan Publik dari Universitas Maryland.

Pada 2004, dia menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar Doctor of Philosophy, Departemen Ilmu Politik dari Universitas tersebut.

Karir politiknya mulai terlihat saat dia terlibat turun tangan membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.

Pasca Pilpres, dia menjadi bagian tim transisi presiden terpilih. Cita-citanya tentang pendidikan mulai terwujud saat dia dipilih Jokowi menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja 2014-2019.

Namun, di tengah menjalani tugasnya, ia terkena reshuffle kabinet Jokowi pada 27 Juli 2016.

Tak jadi menteri, Anies diminta Prabowo Subianto untuk maju bersama Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.

Hasilnya kemenangan. Pada 16 Oktober 2017, ia bersama Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2020.

2. Profil Ganjar Pranowo
Punya Nama Kecil Unik, Jualan Bensin Eceran Saat Remaja

Ganjar Pranowo lahir 28 Oktober 1968 atau berusia 54 tahun. Ganjar Pranowo resmi dicalonkan oleh PDI Perjuangan.

Dalam survei Litbang Kompas 29 April – 10 Mei, elektabilitas Ganjar sebagai capres berada di urutan kedua dengan 22,8 persen. Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah bisa disebut sebagai kader kader PDI Perjuangan tulen.

Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo dalam deklarasi nasional Relawan Jokowi Dukung Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo lahir saat ekonomi masyarakat sedang sulit.

Kondisi inilah yang membuat sang ayah, Parmudji Pramudi Wiryo, lantas menamai Ganjar Pranowo sebagai “Ganjar Sungkowo”. Nama “Ganjar” memiliki arti hadiah atau ganjaran dari Tuhan, sedangkan “Sungkowo” (Sungkawa) artinya kesedihan.

Nama itu disandang Ganjar hingga memasuki usia sekolah. Saat dia didaftarkan masuk sekolah dasar, orangtuanya berinisiatif untuk mengubah namanya menjadi “Ganjar Pranowo”.

Parmudji khawatir jika masih memakai nama sungkowo, kehidupan Ganjar kelak bisa selalu dirundung kesedihan.

Di usia remaja, Ganjar sebagai anak lelaki terakhir bersama kakaknya, Joko, bekerja keras membantu ibunya berjualan.

Gaji Parmudji, ayah Ganjar Pranowo sebagai polisi tidak seberapa. Istrinya pun terpaksa membuka warung kelontong dan bensin eceran untuk menambah pendapatan.

Salah satu tugas Ganjar ialah berjualan bensin. Setiap shalat Subuh, ia kulakan bensin di pom bensin Andong.

Kemudian, ia memindahkan bensin tersebut ke kemasan-kemasan botol literan. Ia juga yang melayani dan menuangkan bensin ke tangki motor pembeli.

Melansir dari situs resmi pribadinya, perkenalannya dengan PDIP bermula saat ia kuliah di di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Saat itu, ia bergabung dengan Mahasiswa Justicia Club atau “Majestic-55” yang bergerak aktif di bidang alam dan lingkungan.

Di sana banyak anggota Majestic-55 yang aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Ganjar Pranowo banyak mengobrol dan berdiskusi dengan mereka.

Ganjar pun terpilih untuk memimpin Majestic-55 rentang periode 1988-1990.

Sejak menjadi mahasiswa semester kedua, Ganjar ikut juga dalam aktivitas Gerakan Demokrat Kampus atau disingkat Gedek yang semakin mendekatkannya dengan dunia politik.

Gedek memperkenalkannya dengan politisi PDI kala itu, Soetardjo Soerjogoeritno atau Mbah Tardjo. Pada masa-masa itu, Ganjar Pranowo mulai tertarik dengan isu-isu lokal hingga nasional.

Usai beberapa tahun bergabung dengan PDI-P pada orde baru, akhirnya dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDI-P selama dua periode.

Politisi yang ikut merampungkan UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini memutuskan untuk maju dalam ajang Pemilihan Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018 dengan dukungan jajaran Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Jawa Tengah. Hasilnya, Ganjar terpilih menjadi orang nomor pertama di Jateng.

Saat ini sejumlah tokoh pendukung Jokowi di pilpres 2014 dan 2019 kini menjadi pendukung Ganjar Pranowo dengan berbagai organisasi.

3. Profil Prabowo Subianto
Enyam SD di Hongkong, SMA di Inggris

Prabowo Subianto merupakan putera dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo dan menantu Presiden Soeharto.

Lahir 17 Oktober 1951, kini Prabowo berusia 71 tahun. Prabowo sekolah SD di Hongkong, pindah ke Malaysia, Swiss, dan dia menamatkan sekolah menengah atasnya di American School di Inggris.

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto saat diundang dalam MNC Forum LXX.

Ia kenyang dengan pendidikan di dunia militer dari mulai prajurit hingga menjadi elite TNI sebagai orang nomor 1 di Kopassus. Sejak tahun 2008, Prabowo menjadi Ketua Umum Partai Gerindra.

Di pemilu 2019, Provinsi Banten merupakan lumbung suara Prabowo saat berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno melawan pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Saat itu Prabowo berhasil meraup 4.059.514 suara sedangkan Jokowi berhasil meraup 2.537.524 suara.

Popularitas Prabowo hingga kini masih mengkilat dan kerap berada di urutan pertamai hasil survei. Dalam survei Litbang Kompas yang dilakukan 29 April-10 Mei 2023, elektabilitas Prabowo berada di urutan pertama dengan 24,5 persen.

KLIK CALON PRESIDEN PILIHANMU DI SINI

Poll is Inactive

 

 

Pos terkait