Selama Arus Balik Nataru, Pelabuhan Merak Ditutup Tiga Kali

1 ARUS BALIK MERAK
Penumpang kendaraan roda empat turun dari kapal yang sandar di Pelabuhan Merak, Minggu (1/1/2023).

CILEGON, BANTEN RAYA- Arus balik pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 diprediksi akan terjadi hingga Senin (2/1). Di mana pada arus mudik Nataru kali ini, puncak arus mudik terjadi pada Jumat (23/12). Sementara, untuk puncak arus balik diprediksi terjadi pada Minggu (1/1) hingga Senin (2/1).

Data yang diperoleh Banten Raya, puncak arus mudik Nataru terjadi pada Jumat (23/12) dengan total 3.162 orang pejalan kaki dan 50.182 orang dalam kendaraan. Sementara jumlah kendaraan yang menyeberang pada saat itu 1.388 unit roda dua, 6.376 unit roda empat, 455 bus dan 3.509 truk. Rata-rata harian penyeberang di Pelabuhan Merak hanya 1.846 orang pejalan kaki, 31.545 orang dalam kendaraan, 927 unit roda dua, 3.596 unit roda empat, 314 bus dan 3.041 truk.

Kepala Balai Pengelola Transportadi Darat (BPTD) Wilayah VIII Banten Handjar Dwi Antoro mengatakan, arus balik diprediksi mulai meningkat pada Minggu (1/1) hingg Senin (2/1). Prediksi peningkatan arus balik sekitar 25 persen dibandingkan hari normal. “Selama Nataru ini berjalan lancar keran demand masih tertampung oleh kapasitas kapal atau Pelabuhan,” kata Handjar kepada Banten Raya, Sabtu (31/12) malam.

Pada arus balik Nataru mulai 29 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023, khusus untuk kendaraan dengan sumbu tiga ke atas. Termasuk di Pelabuhan Merak, kendaraan sumbu 3 ke atas juga dilarang menyeberang. “Sudah diatur kendaraan tersebut tidak boleh  bergerak, kecuali angkutan sembako atau BBM (Bahan Bakar Minyak),” kata Hadnjar.

Pada arus mudik Nataru kali ini, kata Handjar, bertepatan dengan musim hujan dan mengakibatkan cuaca buruk. Bahkan Pelabuhan Merak dalam sepekan terakhir 3 kali dilakukan penutupan akibat cuaca buruk.

“Ketiga kalinya dilakukan penundaan-penundaan kapal karena cuaca di Pelabuhan Merak ini sifatnya fluktuatif. Pertama pada 22 Desember 2022, seluruh dermaga di off-kan 5 jam. Kemudian pada 28 Desember 2022 dermaga juga di off-kan hamper 7 jam dan pada 31 Desember 2022 dermaga di off-kan sekitar 4 jam,” terangnya.

Handjar menjelaskan, cuaca buruk terjadi di Pelabuhan Merak jika gelombang sudah melebihi 2 meter dan kecepatan angin diatas 25 knot. Dalam cuaca buruk, dilakukan penundaan perjalanan atau penghentian pelayaran. “Lalu lintas pasti terjadi, tapi Nataru ini demand yang ada masih tercover dengan kapasitas yang ada, ini akan lain ceritanya kalau terjadi di arus mudik Lebaran,” ungkapnya.

Salah satu pengemudi truk, Khoirul mengungkapkan, dirinya mangantre untuk memasuki kapal di Pelabuhan Merak lebih dari 5 jam pada Sabtu (31/12). Ia harus mengantre lama lantaran pelayanan di dermaga Pelabuhan Merak dihentikan sementara. “5 jam lebih (ngantre). Dikasih tau cuaca tidak diinginkan,” kata Khoirul pengemudi truk yang hendak pulang ke Lampung ini.

Khoirul mengungkapkan, Ia baru merasakan penutupan Pelabuhan akhir pekan lalu. “Bagus juga sih ditutup, demi keselamatan, rugi waktu saja kita,” ucapnya.

Sementara itu, penumpang pejalan kaki, Vera menuturkan. Perjalanan dari Bakauheni ke Lampung sekitar 5 jam. “Saya dari setengah 6 (17.30 WIB) sampai jam segini (22.00 WIB). Biasanya paling 2 jam atau 3 jam,” kata penumpang kapal dari Lampung yang hendak ke Jakarta.

Vera menuturkan, pihaknya mendapatkan pemberitahuan dari kru kapal bahwa cuaca buruk. Angin kencang dan gelombang tinggi terjadi di PErairan Selat Sunda. “Kalau di tengah gak begitu berasa, pas mau sandar itu sulit sandar kapalnya,” tuturnya. (gillang)

Pos terkait