SERANG, BANTEN RAYA – Masyarakat Kecamatan Taktakan, Kota Serang, menginginkan kerja sama pengiriman sampah Kota Tangerang Selatan atau Tangsel ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir atau TPSA Cilowong, Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, dihentikan.
Penghentian kerja sama pengiriman sampah Tangsel, karena menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar, salah satunya bau yang menyengat.
Perihal penghentian kerja sama pengiriman sampah Tangsel ini disampaikan Camat Taktakan Mamat Rahmat, usai Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah atau Musrenbang Tingkat Kecamatan Taktakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau RKPD Kota Serang tahun 2024.
Musrenbang Tingkat Kecamatan Taktakan dilaksanakan di Hotel Puri Kayana, Kota Serang, Selasa (31/1/23).
“Keinginan warga hampir rata-rata keinginannya untuk tidak dilanjutkan, karena sehubungan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Walikota bahwa bau dan dampak negatifnya juga cukup banyak,” ujar Mamat Rahmat, kepada Banten Raya.
Terkait hal tersebut, kata Mamat Rahmat, pihaknya akan menunggu instruksi pimpinannya dalam hal ini Walikota Serang.
“Tapi kami Pemerintah Kecamatan Taktakan, akan menunggu saja apa yang diputuskan oleh pimpinan,” ucap dia.
Mamat Rahmat menjelaskan, kebijakan kelanjutan kerja sama pengiriman sampah Tangsel ke Kota Serang ada di pimpinannya.
“Kebijakannya ada di pimpinan ya. Tentu itu sudah ada nota kesepahaman dengan masyarakat Taktakan, sebelum saya ada di situ,” jelasnya.
Mamat Rahmat mengaku pihaknya siap akan terus mengawal di wilayahnya sesuai arah dan kebijakan pimpinannya.
“Saya atas nama Pemerintah Kecamatan Taktakan akan terus mengawal itu. Kalau misalnya arahan pimpinan kemungkinan ini tidak dilanjutkan ya seperti apa penanganan di lapangan, karena secara umum kebijakannya ada di DLH, tapi kalau di sisi kemasyarakatan kami menunggu arahan dari pimpinan terkait tindak lanjut kerja sama sampah,” terang dia.
Musrenbang Tingkat Kecamatan Taktakan dibuka secara langsung oleh Walikota Serang Syafrudin, dihadiri oleh para pejabat organisasi perangkat daerah atau OPD terkait, lurah se Kecamatan Taktakan, dan perwakilan masyarakat Taktakan.
Walikota Serang Syafrudin mengakui bahwa sampah Kota Tangsel tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat Kecamatan Taktakan.
“Iya. Yang lagi ramai ini masalah sampah. Saya akan evaluasi tahun 2023 ini kaitannya pengiriman sampah Tangsel,” kata Syafrudin, kepada Banten Raya.
Syafrudin mengakui bahwa kerja sama pengiriman sampah Kota Tangsel ke Kota Serang menjadi dilema. Di satu sisi masyarakat menolak, dan sisi lain menambah pendapatan asli daerah atau PAD bagi Pemkot Serang.
“Sampah ini dilema. Mencari PAD setahun Rp 10 miliar ini susah. Tangsel mengirim sampah ke Kota Serang satu tahun 28 miliar. Saya rasa ini yang sangat luar biasa peningkatannya,” kata dia.
Kata Syafrudin, kerja sama pengiriman sampah Tangsel ini banyak keuntungannya bagi Kota Serang.
Syafrudin menyebutkan, satu tahun Kota Serang mendapat tambahan PAD dari kerja sama sampah Tangsel sebesar Rp 28 miliar.
“Sebenarnya banyak keuntungannya. RT dapat kompensasi. Ada yang Rp 100 juta, Rp 200 juta sampai Rp 50 juta. Ini luar biasa. Kalau tidak menerima sampah tidak dapat kompensasi. Malah masjid yang dilewati sampah saja dikasih kompensasi.
Ya namanya pemikiran manusia itu kan berbeda-beda,” sebut dia.
Tak hanya itu, kata Syafrudin, PAD Rp 28 miliar itu untuk Kecamatan Taktakan semua.
Untuk pembangunan jalan, untuk beli alat, untuk beli kendaraan dum truk, dan sebagainya, jadi tidak ada untuk kantong Walikota. Boleh tanyakan ke pak camat. Tapi sasarannya ke pak walikota lagi, Walikota lagi,” katanya.
Perihal dilanjutkan atau tidak kerja sama pengiriman sampah Tangsel, Pemkot Serang akan mengevaluasi kerja sama pengiriman sampah Tangsel, bersama legislatif, eksekutif, dan juga masyarakat Kecamatan Taktakan.
“Jadi mungkin dilanjut, mungkin juga tidak dilanjut. Bagaimana hasil evaluasi nanti antara legislatif dan eksekutif beserta juga masyarakat,” ucap dia.
Syafrudin menjelaskan, sebelumnya banyak keluhan masyarakat perihal sampah Tangsel yang dikirim ke TPSA Cilowong, sehingga adanya keluhan tersebut menjadi pertimbangan Pemkot Serang untuk melanjutkan atau memutus kerja sama.
“Kemarin-kemarin ada banyak keluhan kaitannya dengan bocor banyak air, sehingga menimbulkan bau. Itu juga menjadi pertimbangan kami. Kalau ini mudharat ini lebih baik distop,” tuturnya.
“Makanya kita evaluasi, karena sudah bau-bau politik. Permasalahan kecil ini bisa menjadi besar. Tahun 2023 ini mau dilanjutkan atau distop,” tandas dia. (harir)