[dropcap]H[/dropcap]adits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain dicamkan betul oleh Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung.
FIKRI HILMAN – KOTA SERANG
STISIP Setia Budhi Rangkasbitung tak mau jika lulusannya hanya sekedar lulus tanpa bisa memberikan dampak luas kepada masyarakat.
Hari ini, STISIP Setia Budhi Rangkasbitung menggelar Wisuda Sarjana XIV di Horison Ultima Ratu Serang, Kota Serang. Total ada 79 mahasiswa yang diwisuda yang berasal dari jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan dari total 1.283 alumni. Hal itu pula yang ditekankan oleh Ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung Dr Harits Hijrah Wicaksana kepada para lulusan.
Sejak berdiri tahun 2004, STISIP berupaya memberikan kombinasi pembelajaran yang unik kepada para mahasiswanya. Pun di tengah pandemi Covid-19 yang mendisrupsi dan menimbulkan kebiasaan baru di masyarakat, STISIP tetap mewajibkan mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat dengan berbagai teknik yang dimodifikasi disesuaikan dengan wabah yang sampai saat ini belum berhenti. Ada workshop daring, ada yang tetap terjun ke lapangan, ada pula dalam bentuk konsep yang bisa diasistensi dari jarak jauh.
Moralitas tetap menjadi tema utama sentral dalam penempaan para mahasiswa STISIP Setia Budhi Rangkasbitung, salah satunya adalah mendorong para lulusan STISIP untuk membangun nilai-nilai good governance serta menginspirasi terjadinya kolaborasi di tengah-tengah masyarakat.
Kolaborasi menjadi penting di tengah ancaman perpecahan masyarakat dengan berbagai perbedaan untuk menyatukan visi, misi serta tujuan membangun negeri.
“Tantangan lulusan sekarang memang tidak mudah, setiap hari perubahan terjadi, tapi bukan tidak mungkin kita melewati tantangan ini. Saya yakin, lulusan STISIP Setia Budhi Rangkasbitung adalah jiwa-jiwa tangguh yang siap mengabdikan diri,” kata Harits.
Ia kemudian berpesan kepada para mahasiswa lulusan STISIP untuk tidak segan bersikap kritis namun membangun kepada para pemilik kebijakan dan tidak menyerah di tengah pandemi yang belum berkesudahan. Banyak lapangan pekerjaan hilang karena pandemi, tapi banyak pula yang timbul dan membangun harapan baru. “Satu yang dilupakan bagi kita sebagai bagian adari akademisi adalah memiliki niat tulus untuk mengabdi dan membangun masyarakat,” katanya. ***