BANTENRAYA.CO.ID – Agama Islam datang bukan untuk memberikan perubahan dalam bentuk materi, untuk memberikan keberkahan dalam kehidupan seperti disampaikan Ustadz Adi Hidayat.
Untuk meraih keberkahan kehidupan, Ustadz Adi Hidayat menungkapkan ada 4 pilihan dalam berkehidupan.
Lalu apa saja tips agar hidup berkah dari Ustadz Adi Hidayat? Simak artikel ini hingga tuntas.
Keempat tips itu terdiri atas kedudukan, kedua dengan harta, ketiga dengan ilmu dan keempat yaitu tenaga.
Dai asal Kabupaten Pandeglang, Banten ini mengatakan, 4 tips tersebut masing-masing memiliki bab-nya sendiri-sendiri.
Ia menjelaskan, jika ingin berkedudukan, jangan tanggung-tanggung yaitu harus yang paling tinggi.
“Misalnya cita-cita ingin jadi diplomat, maka jadi menteri luar negeri sekalian. Cita-cita di birokrasi, jadi presiden sekalian,” katanya.
Jangan tanggung, lanjutnya, jadilah jabatan yang paling tinggi sekalian. Nanti ada babnya, ada fikihnya yaitu fikih kitabul imarah yang memiliki 54 topik dan topik ke-33 nya membahas tentang tata kelola kelola negara.
Kedua, masih kata Ustaz Adi Hidayat, jika ingin kaya jangan tanggung. Raihlah tingkat ketiga sekalian.
BACA JUGA: Kultum Ramadhan Edisi Nuzulul Quran, Tema: 9 Cara Agar Bisa Mentadabburkan Al Quran
Tingkat pertama itu kaya, tingjat kedua kaya banget dan ketiga kebangetan kayanya. Semua sahabat Nabi Muhammad memiliki level itu.
Nanti, dalam bab ini ada kurikulumnya di Kitabul Buyuwa karangan Imam Al-Bukhori yaitu kitab tentang tata kelola negara.
Katanya, tidak pernah sahabat hingga tabi’in yang mempraktikan kitab tersebut dalam berdagang kembali dengan hanya membawa modal.
BACA JUGA: Kultum Ramadhan Edisi Nuzulul Quran, Tema: 9 Cara Agar Bisa Mentadabburkan Al Quran
Namun sahabat dan para tabi’in kembali ke rumah dengan membawa keuntungan usai berdagang dengan menggunakan kurikulum dari Kitabul Buyuwa karangan Imam Al-Bukhori.
“Misalnya Usman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Amar bin Ash, Umar bin Khatab dan sebagainya,” ujar Adi Hidayat.
Ketiga adalah ilmu, masih kata Ustaz Adi Hidayat, ilmu jangan tanggung, mesti menjadi pakar di bidangnya.
BACA JUGA: 8 Adab Menerima Tamu Saat Lebaran Menurut Ajaran Rasulullah SAW, Begini Penjelasannya
Menurutnya, sahabat Nabi Muhammad yaitu Usman bin Affan melihat, yang menjadi pakar dibidang birokrasi adalah Amar bin Ash, maka Usman bin Affan memilih menjadi pakar di bidang perniagaan.
Kemudian Ali bin Abi Tholib melihat bahwa Usman sudah menjadi pakar kekayaan, Amar bin Ash sudah mengambik birokrasi, maka Ali bin Abi Tholib memilih untuk menjadi pakar dalam bidang ilmu.
Makanya yang diperdalam belajar dan mengaji.
Lalu hal yang menarik, pakar ilmu sudah diambil oleh Ali bin Abi Tholib, Usman bin Affan sudah menjadi pakar perniagaan dan pakar birokrasi Amar bin Ash, maka bilal melihat dari empat pilihan yang tersisa tinggal tenaga.
BACA JUGA: Contoh Kultum Ramadhan 2023 Singkat dan Padat, Tema: Puasa, Menahan Diri dari yang Haram
Maka Bilal bin Rabah mencari ridha Allah dengan memanfaatkan tenaga dan Allah pula yang mengubah hidup Bilal bin Rabah dengan tenaganya. Makanya yang digunakan adalah azan.
“Selesai azan, Nabi Muhammad langsung komen, sahabat like dan kita sebagai umatnya mengikuti hingga sekarang,” ungkapnya.
Apa komentar Rasulullah usai mendengar azan tadi?
“Saya dengan suara kaki bilal di surga. Lalu kata bilal, azan saja saya bisa dapat surga, buat apa saya cari materi yang berlebihan. Maka dari sini keluar fikih marbot,” paparnya.
BACA JUGA: Contoh Kultum Ramadhan 2023 Singkat dan Padat, Tema: Puasa, Menahan Diri dari yang Haram
Jadi jika ingin mencari dunia melalui jalur marbot, maka salah besar. Cukup datang ke hijab fertival, belajar disana dan besoknya jualan jilbab.
Jika ingin menjadi ilmuan, salah menjadi marbot. Datang ke majelis ilmu, bekajar dengan tekun maka jadikan pakar ilmu sebagai fasion.
“Jadinya fasion yang baik menjadi jakan istiqamah untuk menghadap Allah,” katanya. ***