BANTENRAYA.CO.ID – Akun media sosial Twitter Partai Socmed yang kerap membongkar rahasia pejabat Indonesia mendukung SFA, siswi SMP di Jambi yang dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik oleh Pemkot Jambi.
Partai Socmed juga membela bahwa SFA, siswi SMP di Jambi, tidak melakukan isu SARA ketika menyebut perusahaan China.
Partai Socmed kemudian memposting sebuah berita yang menjelaskan posisi SFA, siswi SMP di Jambi yang saat ini bahkan berseteru dengan Menko Polhukam Mahfud MD.
Dikutip dari akun Twitter @partaisocmed, akun ini awalnya menampilkan potongan berita yang menjelaskan soal perusahaan yang diduga merusak rumah dan sumur nenek SFA.
Dalam berita itu dijelaskan bahwa perusahaan itu memang milik pengusaha China.
Sehingga, SFA tidak salah dan tidak bermaksud SARA ketika bilang bahwa perusahaan China yang merusak rumah dan sumur nenek SFA.
“Setelah membaca berita ini berarti tidak salah Adik SFA @dydyaa2 menyebut PERUSAHAAN CINA sebab pemiliknya memang dari negeri Cina bukan WNI suku Tionghoa. Jadi tidak ada unsur SARA sama sekali seperti yang dituduhkan Gema itu,” tulis
AKAN jadi masalah dan masuk isu SARA apabila faktanya bukan seperti itu.
Tapi yang terjadi faktanya perusahaan memang punya pengusaha China.
Partai Socmed pun mempertanyakan soal tuduhan SARA pada SFA tersebut.
“Ini laporan tuduhan SARA dari Gempa terhadap SFA. Sejak kapan menyebut ‘Perusahaan Cina’ dianggap SARA? Jika perusahaannya memang berasal dari Cina masa harus dibilang dari Inggris agar tidak dianggap SARA?” tulisnya mempertanyakan.
Dia pun berpendapat bahwa bila demikian, maka yang bermain isu SARA sebenarnya adalah Pemkot Jambi bukan SFA.
“Kami pikir justru Pemkot Jambi yang sudah bermain issue SARA dalam kasus ini,” tuturnya. ***