Awas Tertukar, Ini Niat dan Rakun Haji Secara Tartib

Haji
Niat dan rukun haji yang harus dilakukan secara tartib. (Pixabay/Abdullah_Shakoor)

BANTENRAYA.CO.ID – Ibadah haji direncanakan dimulai pada 23 Mei 2023 ini menurut kalender dari Kementerian Agama alias Kemenag.

Tentu saja sebagai ibadah wajib, maka haji memiliki kentuan syarat sah dan rukunnya.

Bahkan, sebagai ibadah, dalam haji wajib dalam rukun biasanya terdapat niat yang harus diucapkan secara lisan dan dalam hati.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut tentu menjadi ketentuan menurut syariat dan hukum fikih berbagai mazhab dalam islam dalam menjalankan ibadah haji.

Lantas bagaimana niat haji? lalu apa saja rukunnya?. Dalam artikel ini akan dibahas tuntas niat dan rukun haji.

BACA JUGA: Ini Tanggal Keberangkatan Haji Asal Indonesia, Cek Kloter Kamu

Tidak hanya itu ada juga sunnah yang disertai dalam menjalankan ibadah haji.

Diketahui Pemerintah Indonesia akan memberangkatkan 221.000 jamaah haji ke tanah suci Makkah.

Dimana, akan ada dua kloter yang diberangkatkan secara waktu yakni pada 23 Mei 2023 dan 8 Juni 2023.

Beberapa diantaranya bahkan akan pulang yang paling cepat pada 4 juli 2023.

Serta yang paling terakhir diagendakan sampai ke tanah air pada 2 Agutus 2023.

BACA JUGA: Kemenkes Imbau Jemaah Haji Waspadai Penularan MERS-CoV, Ini yang Harus Dilakukan

Karena ibadah fisik, maka haji membutuhkan stamina yang sangat prima.

Untuk itu para jamaah haji yang akan berangkat diharapkan bisa melakukan olahraga fisik secara rutin.

Itu agar kondisi fisik tidak kaget saat berhaji.

Disamping juga ibadah haji juga butuh persiapan mental, sehingga diharapkan bisa kuat saat meninggalkan berbagai hal di tanah air.

Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Jumat 19 Mei 2023, berikut niat dan rukun haji:

BACA JUGA: 28 Calon Jamaah Haji Cilegon Terancam Gagal Berangkat, Ini Alasannya

1. Ihram

Berihram berarti mengharamkan.

Ketika haji, maka niat mengejakan ibadah secara khusyuk serta mengharamkan hal-hal yang dilarang dilakukan selama berihram.

Niat untuk melakukan ihram:

نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Bacaan latin: Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan

Artinya: “Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji.”

Ada juga sunnah yang dikerjakan saat ihram dan mendapatkan pahal dari Allah:

1. Mandi

2. Menggunakan parfum atau wangi-wangian

3. Memotong kuku dan merapikan rambut tubuh

4. Memakai kain ihram berwarna putih

5. Salat sunnah ihram dua rakaat

BACA JUGA: Banyak yang Belum Lunas, Batas Pelunasan Biaya Haji Diperpanjang hingga 12 Mei 2023

2. Wukuf di Arafah

Punya makna menurut bahasa diartikan sebagai berhenti atau berdiam.

Setiap jamaah haji harus berhenti meskipun sejenak di Arafah.

Ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

احلج عرفة فمن جاء يللة مجع قبل طلوع الفجر فقد ادرك احلج

Artinya: “Haji itu hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam’in (10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji.” (HR At Tirmidzi)

Bisa dikerjakan secara sendiri dan berjmaan. Dimana setiap jamaah memperbanyak dzikir, istighfar, shalawat, dan doa sesuai sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW.

3. Thawaf Ifadah

Rukun haji selanjutnya yakni thawaf.

Thawaf adalah amalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan berlawanan arah jarum jam atau Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jemaah.

Terdapat sholat sunnah thawaf yang dapat dilakukan di belakang Maqam Ibrahim. Bila tidak mungkin, bisa dimana saja baik di dalam maupun di luar Masjidil Haram.

BACA JUGA: Masih Banyak yang Belum Bayar, Pelunasan Biaya Haji Diperpanjang Lagi hingga 19 Mei 2023

4. Sa’i

Sa’i menurut bahasa berarti berjalan.

Dalam konteks haji maka sa’i adalah amalan untuk bolak-balik berjalan dimulai dari safa sampai dan berakhir di marwah.

Beberapa syarat sa’i di antaranya sebagai berikut:

1. Didahului dengan thawaf

2. Dimulai dari Bukit Safa dan Berakhir di Bukit Marwah

3. Menyempurnakan tujuh kali perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya dihitung sebagai satu kali perjalanan,.

4. Dilaksanakan di tempat sa’i

BACA JUGA: Kabar Baik! Kuota Jemaah Haji Asal Banten Bertambah 2 Kali Lipat Lebih

5. Cukur

Bercukur dilakukan setelah jemaah umrah melakukan rukun haji tawaf dan sa’i.

Menurut Madzhab Syafi’i, dibolehkan bercukur sebelum lontar jumrah.

Ibnu Umar meriwayatkan, pada saat hari nahar, ada seorang jemaah haji yang berdiri di dekat jumrah dan bertanya kepada Rasulullah,

“Ya Rasulullah, saya telah bercukur sebelum saya melaksanakan lempar jumrah.” Rasul menjawab, “Lakukan lemparan jamrah dan tidak ada dosa.” (HR Bukhari)

Ketentuan untuk laki-laki adalah memotong rambut kepalanya hingga gundul.

BACA JUGA: 9.356 Calon Haji Asal Banten Terancam Gagal Berangkat, Kemenag Ungkap Alasannya

Sementara, jemaah perempuan memotong rambut kepala dengan mengumpulkan rambutnya kemudian memotong rambutnya hanya sebatas ujung jari.

Bagi jemaah yang tidak memiliki rambut maka disunnahkan untuk menempelkan dan menggesekkan alat cukur di kepala.

Kemudian, potong rambut kepala tidak bisa digantikan dengan rambut dari anggota tubuh yang lain.

6. Tertib

Tertib disini dimaksudkan sebagai ketetapan amalan rukun haji harus dilaksanakan sesuai dengan caranya dan berurutan.

Mulai dari ihram hingga diakhiri dengan mencukur rambut.

Semoga dengan artikel ini bisa mengingatkan kembali akan rukun haji sehingga iabdah menjadi sah dan menjadi haji mambrur. ***

Pos terkait