Dua Jemaah Haji Asal Banten Wafat

WhatsApp Image 2023 06 13 at 20.00.33
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten H. Nanang Fatchurochman mengimbau kepada jemaah haji asal Banten untuk menghindari terik siang hari dan momen dengan tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram.

BANTEN RAYA.CO.ID – Dua jemaah haji asal Provinsi Banten meninggal dunia di Tanah Suci.

BACA JUGA : Ratusan Dosen Asal Banten, DKI dan Jabar Baksos di Baduy

Kedua jemaah haji tersebut atas nama Neneng Sumiati kloter 7 asal Kabupaten Tangerang yang meninggal dunia di Kota Madinah pada 2 Juni 2023 di usia 70 tahun.

Bacaan Lainnya

Kemudian jemaah haji  yang kedua adalah Emi Eman Kadir kloter 30 asal Kabupaten Tangerang yang meninggal di Kota Mekkah pada 13 Juni di usia 24 tahun.

Kedua jemaah haji tersebut meninggal dunia akibat infark miokard akut, yakni penyakit jantung yang disebabkan karena sumbatan pada arteri koroner.

Sampai tadi malam pukul 20.00, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci dikutip dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) mencapai 58 orang. Sebagian besar meninggal dunia karena serangan jantung dengan kondisi yang sudah lanjut usia.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten H. Nanang Fatchurochman mengimbau kepada jemaah haji asal Banten untuk menghindari terik siang hari dan momen dengan tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram, utamanya bersamaan dengan waktu salat berjamaah.

“Cuaca di Mekkah sangat panas. Jemaah yang tiba di Mekkah siang hari, sebaiknya tidak memaksakan diri langsung umrah wajib. Istirahat terlebih dahulu di hotel,” katanya.

Ia juga mengimbau agar pelaksanan umrah wajib tidak bersamaan dengan waktu salat, karena Masjidil Haram sangat padat. Pada rentang waktu-waktu salat, kondisi terminal sangat padat oleh jemaah yang datang untuk salat berjamaah di Masjidil Haram dan pulang dari Masjidil Haram setelah berjamaah.

Menurutnya, jemaah yang tiba di Mekkah pada siang dan sore hari, bisa mengambil waktu umrah wajib pada malam hari, setelah sebagian besar jemaah yang Salat Isya berjamaah sudah pulang dari Masjidil Haram. Kisaran waktunya pada pukul 11 malam.

“Jadi jemaah bisa istirahat dulu ketika siang atau sore di Mekkah. Malam harinya, setelah bubaran Salat Isya, jemaah bisa ke Masjidil Haram untuk umrah wajib,” ungkapnya.

Bagi jemaah yang tiba di Mekkah tengah malam atau dini hari, Nanang menyarankan untuk tetap beristirahat terlebih dahulu sejenak. Umrah wajib bisa dilaksanakan setelah sebagian besar jemaah Salat Subuh pulang dari Masjidil Haram.

“Kisaran waktunya sekitar pukul 6 pagi. Cuacanya belum terlalu panas dan Masjidil Haram sudah tidak padat banget oleh pergerakan jemaah Salat Subuh yang akan pulang ke hotel,” paparnya.

Jemaah haji Indonesia terus berdatangan ke Mekkah Al-Mukarramah. Bahkan, sejak 8 Juni 2023, jemaah haji Indonesia datang ke Mekkah dari dua gelombang, Madinah dan Jeddah. Siskohat mencatat sudah ada sebanyak 139.166 jemaah yang tiba di Arab Saudi.

Fase kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama dari Madinah ke Mekkah akan berlangsung hingga 16 Juni 2023. Sementara untuk gelombang kedua dari Tanah Air ke Mekkah akan berlangsung hingga 22 Juni 2023.

Sementara itu, jemaah haji asal Banten yang akan berangkat pada tanggal 13 Juni berasal dari Kabupaten Serang sebanyak 179 jemaah, sedangkan pada tanggal 14 Juni berasal dari Kabupaten Lebak sebanyak 85 jemaah dan Kabupaten Tangerang sebanyak 57 jemaah, kemudian tanggal 15 Juni sebanyak 92 jemaah haji asal Kota Tangerang akan diberangkat ke tanah suci.

Pada tanggal tanggal 16 Juni dari sebanyak 103 jemaah haji asal delapan kabupaten/kota se-Banten akan kembali diberangkatkan dengan perincian, Kabupaten Serang sebanyak 22 jemaah, Kabupaten Pandeglang empat jemaah, Kabupaten Lebak sebanyak 13 Jemaah, dan Kabupaten Tangerang sebanyak 13 jemaah. Untuk Kota Tangerang sebanyak 10 jemaah, Kota Cilegon 13 jemaah, Kota Serang 6 jemaah dan 22 jemaah berasal dari Kota Tangerang Selatan.

Terkait penanganan jemaah haji yang sakit dan mendapatkan perawatan di rumah sakit, Nanang menyampaikan bahwa Tim Kesehatan dari Kementerian Kesehatan sudah membentuk tim visitasi yang melakukan pemantauan kesehatan bagi jemaah haji yang mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mendirikan klinik kesehatan bagi jemaah haji asal Indonesia di Mekkah dan Madinah yang bertugas untuk melakukan medical check up (MCU) untuk jemaah haji. Pelaksanaan MCU di Madinah sejak 2 Juni hingga 8 Juni 2023, sedangkan di Mekkah pada 5 Juni 2023 hingga menjelang puncak Armuzna.

Setiap hari dilaksanakan MCU kepada 50 jemaah yang sebelumnya telah diseleksi melalui monitoring kesehatan rutin, yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) yang ada di kloter.

”MCU dilaksanakan sejak seminggu dari kedatangan jemaah haji di Arab Saudi dan diperkirakan seluruh jemaah haji telah selesai diperiksa sebelum puncak Armuzna,” ujarnya.

Jemaah haji akan melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan seperti pengukuran tekanan darah, pengukuran elektrokardiogram (EKG), dan pengukuran kimia darah. Selanjutnya hasil pengukuran tersebut akan diberikan rekomendasi oleh dokter spesialis.

MCU ini dilaksanakan guna mengevaluasi kesehatan para jemaah haji agar mengetahui kondisi saat ini, sehingga agar tidak bertambah berat penyakitnya saat puncak ibadah haji nantinya. (*)

Pos terkait