SERANG, BANTEN RAYA – Memasuki hari ketiga puasa Ramadan 1443 Hijriah, harga kebutuhan pokok, terutama harga bumbu-bumbu di pasar tradisional Kota Serang masih tinggi.
Masih tingginya harga kebutuhan pokok, karena kebutuhan atau permintaan di bulan Ramadan ini cukup tinggi.
Berdasarkan pantauan Banten Raya di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Selasa (5/4/2022), harga cabai di hari ketiga puasa Ramadan 2022 ini terpantau masih mahal.
Harga cabai rawit merah Rp 50 ribu per kilogram, sebelumnya dikisaran Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram. Harga cabai besar Rp 50 ribu per kilogram sebelumnya dijual Rp 35 ribu per kilogram. Harga cabai keriting Rp 40 ribu per kilogram sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau dijual dikisaran Rp 25 ribu hingga Rp 27 ribu per kilogram, sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram.
Sementara harga tomat mengalami penurunan dikisaran Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram.
Harga bawang putih pun masih mahal. Saat ini harga bawang putih dijual Rp 28 ribu per kilogram, naik sekitar Rp 4.000 menjadi Rp 28.000 ribu per kilogram. Sedangkan harga bawang merah masih stabil yakni Rp 28.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang sayuran di PIR Kota Serang, Khadijah, mengatakan, masih mahalnya harga bumbu dapur, karena permintaan masyarakat masih tinggi.
“Iya masih mahal terutama cabai-cabaian dikisaran Rp 50 ribu per kilogram. Udah biasa kalau udah masuk puasa,” ujar Khadijah.
Khadijah memprediksi harga bumbu-bumbu dapur akan terus melonjak, menjelang hari Raya Idul Fitri 2022.
“Biasanya sih harganya bakal naik terus sampai lebaran, walaupun stok barang banyak juga. Soalnya kan waktunya,” jelas dia.
Harga masih tinggi pun terjadi pada telur ayam yang dijual dikisaran Rp 25 ribu per kilogram, kemudian gula pasir Rp 14 ribu per kilogram, gula merah Rp 15 ribu, terigu biasa atau terigu LM Rp7 ribu per kilogram, terigu segitiga Rp 9 ribu per kilogram, aci dangder atau tepung tapioka Rp 12 ribu per kilogram, minyak goreng kemasan merk Jujur Rp 48 ribu takaran dua liter.
“Sembako masih mahal karena kita belinya juga masih mahal,” ucap Jalil, pedagang sembako. (harir)