BANTENRAYA.CO.ID – Uang kertas kuno memiliki fungsi untuk memudahkan transaksi masyarakat di masa dulu.
Tapi bentuk uang kertas kuno sangat jauh berbeda dari uang kertas masa ini.
Dan yang dimaksud bukan uang kertas kuno era kolonial, melainkan uang uang kertas pertama di dunia.
Dilansir bantenraya.co.id dari bi.go.id, uang kertas paling kuno atau paling pertama di dunia yang diketahui disebut dengan “Jiaozi”.
BACA JUGA: Banyak yang Belum Tahu! Inilah 6 Manfaat Berkuda pada Kesehatan Tubuh Penunggangnya
Sejarah Jiaozi
Jiaozi ditemukan di daratan Cina pada tahun 997 Masehi dan disebut juga sebagai “uang terbang”.
Uang terbang digunakan oleh pedagang kaya dan pejabat pemerintah pada masa Dinasti Tang China (618-907 M).
Sederhananya, uang terbang ini merupakan dokumen yang setara dengan wesel bank pada masa kini.
Memang tidak begitu tampak layaknya uang, namun uang terbang tersebut memungkinkan seseorang menyetor uang dengan pejabat setempat dengan imbalan kwitansi kertas.
BACA JUGA: 4 Manfaat Mengonsumsi Kesemek Hitam, Buah Langka Rasa Puding Coklat
Kwitansi kertas itu digunakan untuk menebus dengan jumlah uang yang sama di tempat lain.
Para pejabat dan pedagang di masa itu mulai meninggalkan koin-koin yang berat kepada seorang agen yang dapat dipercaya.
Agen tersebut akan mencatat berapa banyak uang yang disimpan oleh pedagang di selembar kertas.
Kertas semacam surat promes yang bernama Jiaozi ini bisa digunakan untuk transaksi perdagangan seperti membeli barang.
BACA JUGA: Kebiasaan Ini Ternyata Mampu Memicu Panjang Umur Jika Rutin Dilakukan
Kemudian, penjual yang menerima surat promes tersebut bisa pergi ke agen dan menebus catatan untuk ditukar dengan uang koin.
Keberadaan uang terbang pada waktu itu sangat efisien untuk memudahkan transaksi.
Namun, surat promes yang diproduksi secara pribadi ini masih belum menjadi mata uang yang sebenarnya.
Mata uang kertas pertama yang diketahui seperti yang kita pahami hari ini diciptakan di Cina selama Dinasti Song (960-1279 M), tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1010 M).
BACA JUGA: Jangan Dibuang! Manfaat Rambut Jagung Ternyata Mampu Mengatasi Batu Ginjal
Uang kertas ini dapat ditukar dengan uang berbasis koin dan dapat ditukar antarindividu.
Mata uang kertas ini awalnya populer namun mulai terganggu oleh masalah inflasi setelah beberapa dekade.
Pergantian Jiaozi dengan Huizi
Setelah terganggu akibat inflasi, Jiaozi kemudian digantikan oleh catatan yang disebut “Huizi”, yang dicetak oleh Dinasti Song (960-1279 M) melalui percetakannya sendiri.
BACA JUGA: Kecanduan Judi Online, Seorang Ibu Rumah Tangga Bobol Kredit Sebesar Rp800 Juta dari KTP Tetangga
Setiap catatan berukuran kira-kira selembar kertas A4.
Namun catatan tersebut dicetak dari lempengan tembaga.
Dalam cetakan tersebut juga disertai dengan ancaman untuk pemalsu di bawahnya.
BACA JUGA: Ditenggat November, Progres Pembangunan Masjid Ats Tsauroh Baru Mencapai 68 Persen
Catatan yang dicetak itu dihiasi dengan denominasi tulisan tangan dan perangko keaslian tinta merah.
Seiring dengan penggunaan uang kertas, Cina juga mengalami krisis keuangan yang cukup parah.
Produksi kertas telah tumbuh sampai nilainya jatuh kemudian mendorong inflasi melambung.
Alhasil, Cina menghilangkan uang kertas secara menyeluruh pada tahun 1455 setelah lebih dari 500 tahun menggunakan uang tersebut.
Bahkan tidak menggunakannya lagi selama beberapa ratus tahun sesudahnya.
Sementara itu, di Eropa praktik penggunaan uang kertas baru mulai populer di abad ke-17.***