Jumlah Pria dengan Perut Buncit di Kabupaten Srang Terus Meningkat, Ini Penyebabnya

3 PERUT BUNCIT
Pegawai Dinkes Kabupaten Serang foto bersama dengan kader Posbindu PTM pada acara peningkatan kapasitas petugas dan kader di aula Tb Suwandi, Pemkab Serang, Jumat 28 Juli 2023.

BANTENRAYA.CO.ID – Dinas Kesetahan (Dinkes) Kabupaten Serang mengungkap jumlah prevalensi kasus penyakit tidak menular (PTM) di Kabupaten Serang terus meningkat.

Salah satu PTM di Kabupaten Serang yang prevalensinya terus meningkat yakni obsesitas sentral yang menumpul di lemak perut atau perut buncit berlebihan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi untuk PTM seperti hipertensi pada 2013 prevalensinya 25,8 persen naik menjadi 34,1 persen pada 2018.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Viral Ketua Karang Taruna di Kabupaten Serang Usir Pelamar Kerja

Kemudian, diabetes melitus dari 6,9 persen pada 2013 naik menjadi 8,5 persen pada 2018, struk dari 7 persen pada 2013 naik menjadi 10,8 persen pada 2018.

“Demikian juga dengan faktor PTM mengalami kenaikan, misalnya obsesitas sentral naiknya cukup besar dari 14,8 persen pada 2013 naik menjadi 21,8 persen pada 2018,” ujar Istianah, Minggu (30/7).

Selain itu, jumlah perokok mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada 2013 tercatat 7,2 persen naik menjadi 91 persen pada 2018. Begitu juga kurang orang yang kurang aktivitas fisik dari 26,1 persen pada 2013 naik menjadi 33,5 persen pada 2018 dan kurang konsumsi buah dan sayur meningkat 93,5 persen pada 2013 naik menjadi 95,5 persen.

BACA JUGA: Pusat Informasi Pariwisata di Kabupaten Serang Jadi Tempat Senam Ibu-Ibu

“Peningkatan ini terjadi karena gaya hidup dan pola makan. Jadi ada faktor risiko yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa diubah,” katanya.

Adapun faktor risiko yang tidak bisa diubah yakni umur, jenis kelamin, dan genetik atau turunan. Sedangkan, faktor risiko yang bisa diubah seperti kurang aktivitas fisik yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah yang tinggi dan berat badan yang berlebih atau obsesitas serta pola makan yang tidak sehat seperti tinggi gula, tinggi garam, dan tinggi lemak.

“Dengan kenaikan kasus PTM yang makin signifikan ini kita terus memperkuat upaya promotif dan prventifnya. Salah satu wadahnya adalah melalui Posbindu (pos pembinaan terpadu) PTM. Kita telah melakukan penguatan kapasitas kader Posbindu supaya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,” tuturnya.

BACA JUGA: Diduga Belum Membayar Pajak, Proyek Satelit di Kabupaten Serang Diadukan ke Satpol PP

Ia menjelaskan, peran Posbindu PTM sama dengan Posyandu namun yang menjadi sasaran Posbindu PTM adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.

“Posbindu ini upaya kesehatan berbasis masyarakat. Hanya saja di Kabupaten Serang jumlah Posbindu masih kurang. Kita masih rata-rata satu desa satu sampai dua orang,” ungkapnya.***

Pos terkait