Kisah Suamiku Ternyata Seorang Perempuan, Nardinata Marshioni Suhaimi Ternyata Punya 3 Identitas

Suamiku Ternyata Seorang Perempuan
Kisah Suamiku Ternyata Seorang Perempuan menggegerkan jagat media sosial. (TikTok/@yolayola8040)

BANTENRAYA.CO.ID – Kisah “Suamiku Ternyata Seorang Perempuan” yang diunggah akun X @yolayola11063 ini mendapat perhatian dari warganet.

Adalah Ida Susanti yang shock dan kaget tentang fakta bahwa ternyata suaminya adalah seorang perempuan.

Ida Susanti mengungkapkan kepada publik bahwa suaminya yang ternyata adalah perempuan itu merupakan adik kandung Jusuf Hamka bernama Nardinata Marshioni Suhaimi.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Menakjubkan! Tempat Wisata Terbaik di Manokwari, Dijamin Seru dan Betah Liburan

Selain fakta suaminya adalah perempuan, Ida Susanti juga membeberkan fakta lain yaitu bahwa Nardinata Marshioni Suhaimi memiliki tiga identitas.

Dalam keterangan Ida, dua identitas Nardinata berkelamin laki-laki dan satu identitas berkelamin perempuan.

“Ini adalah 3 kartu identitas yang ia miliki bernama ONI YUSUF jenis kelamin laki-laki, NARDINATA MARSHIONI SUHAIMI jenis kelamin laki-laki, dan NERA MARIA SUHAIMI JOSEPH jenis kelamin perempuan,” tulis akun X @yolayola11063.

BACA JUGA: Mendag Beri Sisa Waktu Seminggu Sampai TikTok Shop Resmi Ditutup di Indonesia

Identitas Nardinata ternyata adalah seorang perempuan baru ketahuan ketika mereka bulan madu di Bangkok.

Di Bangkok, Nardinata membuka sendiri identitas aslinya yang selama ini ia simpan sebelum menikahi Ida.

Mengetahui identitas asli suaminya yang ternyata seorang perempuan, membuat terjadinya pertengkaran hebat.

BACA JUGA: Dikasih Kompensasi Rp2,5 Juta, Warga Korban Gusuran Normalisasi Sungai Cibanten Ngaku Tekor Banyak

Ida mengakui dipukul hingga diancam dibunuh oleh adik kandung Jusuf Hamka itu.

Meski sudah mengetahui identitas asli suaminya, Ida mencoba berusaha berdamai dengan keadaan dan melanjutkan hidupnya.

Ia dibelikan rumah di Pakuwon City oleh Nardinata setelah 3 bulan menikah.

BACA JUGA: Promo Gantung Alfamart Hadir Kembali! Cek Katalog Pada Periode 26 September-2 Oktober 2023 yang Penuh dengan Potongan Harga Melimpah

“Setelah 3 bulan kami menikah dia akhirnya membelikan saya rumah yang beralamat di Pakuwon City, Taman Mutiara C3 Nomor 261,” ujar Ida.

“Saya pun membuka usaha toko spare part mobil eropa Mercedes-Benz karena pengalaman kerja 15 tahun di bengkel mercy,” sambungnya.

Kemudian, beberapa bulan membuka usaha toko spare part mobil, tiba-tiba datang seorang perempuan yang juga merupakan istri suaminya.

“Namun ternyata semuanya tidak cukup sampai disini, saya didatangi oleh seorang perempuan yang juga merupakan istri dari suami saya,” ungkapnya.

“Ia datang mengamuk mengambil mobil-mobil dan baju suami saya, yang sepertinya memang suruhan suami saya,” tambahnya.

Pasca kedatangan perempuan itu, kembali terjadi pertengkaran dan Nardinata suka main tangan, memukuli istrinya.

“Sejak saat itu kami tidak pernah akur dan sering terjadi pemukulan karena dia memang gampang main tangan,” terangnya.

Karena sudah tidak tahan dengan tingkah suaminya yang gampang main tangan, Ida akhirnya membuat laporan ke Polda Jatim pada 2000.

“Saya akhirnya membuat laporan ke Polda Jatim tahun 2002 karena saya merasa sangat dirugikan secara materil dan imateril,” jelasnya.

Sayangnya, usaha Ida tidak membuahkan hasil justru Nardinata membuat laporan mengenai sertifikat rumah.

“Namun laporan saya tidak terlalu membuahkan hasil, malah pelaku semakin menjadi dengan melapor bahwa sertipikat rumah yang telah ia belikan untuk saya hilang, dan rumah tersebut sudah ia jual kepada keponakannya,” katanya.

Baru pada 2007, keluar surat DPO atas nama Nardinata Marshioni Suhaimi.

“Saya masih menunggu proses hukum berjalan hingga pada tahun 2007 baru keluar surat DPO atas nama NARDINATA MARSHIONI SUHAIMI, namun juga tidak membuahkan hasil,” ucapnya.

Alih-alih Nardinata yang ditangkap polisi, justru Ida diusir dari rumah yang dibelikan suaminya itu.

“Hingga akhirnya padah tahun 2023 rumah saya dieksekusi, saya diusir dari rumah tersebut,” tegasnya.

Tidak hanya mengalami teror, ia mengatakan bahwa keperawanannya dirusak denga alat dari karet.

“Saya juga selalu mengalami teror, saya juga dulu sering dipukuli, dilecehkan dimana keperawanan saya dirusak dengan alat dari karet,” pungkasnya.

Terhitung 21 tahun, Ida berjuang melalui proses hukum, di mana sudah ratusan juta uang dan sudah lebih dari 6 pengacara yang membantunya untuk memperoleh keadilan.***

Pos terkait