BANTENRAYA.CO.ID – Perkumpulan Nalar Pandeglang meminta pelaksana proyeks darinase di Ruas Jalan Raya Pandeglang-Labuan tepatnya depan Komplek Perumabah BPI, bekerja sesuai SOP atau standar operasional dan prosedur.
Permintaan ini disampaikan Nalar Pandeglang setelah banyak warga setempat yang mengeluh dan menilai pembangunan drainase tidak sesuai yang diharapkan masyarakat.
Rudi Yana Jaya Ketua Nalar Pandeglang mengatakan, semenjak ada pembangunan drainase ada banyak warga yang mengadu ke Sekretariat Nalar.
“Warga intinya senang dengan adanya drainase karena bisa membebaskan lingkungan sekitar dari banjir air bah. Namun warga minta drainase dibangun dengan baik dan sesuai ketentuan,” kata Rudi, Selasa 13 Juni 2023.
Hal yang dikeluhkan warga kata Rudi antara lain pelaksanaan pekerjaan diduga banyak yang keluar dari aturan khususnya ukuran tinggi, lebar dan tebal drainase.
“Informasinya drainase yang dibangun tidak sesuai dengan drainase yang sudah ada sebelumnya. Di lapangan juga banyak pekerja yang terlihat dibawah umur,” jelas Rudi.
Rudi menerangkan, Nalar Pandeglang sudah melakukan kajian dan mengecek spesifikasi proyek dan anggarannya di Sirup LKPP Kementrian PUPR.
“Jika melihat dari anggaran yang tayang di Sirup LKPP kementrian PUPR, nilai proyek tersbut hampir Rp 1 M. Dengan angggaran sebesar ini harusnya drainase berkualitas,” tegas Rudi.
Masih kata Rudi, ia sudah tiga kali melihat ke lokasi proyek bahkan menyaksikan langsung ada pengawas dari PUPR Banten di lokasi.
“Saat itu pengawas PUPR Banten menegur kepada pekerja di lokasi agar saat pembuatan coran takaran adukan diperhatikan,” katanya.
Ma’mun Kepala Desa kara Rudi juga komplain atas pengerjaan drainase jika tak sesuai.
“Kades menyampaikan jika air dari atas sangat deras, jika bangunan sempit dan kurang kuat, tentunya cepat hancur lagi. Oleh karena itu kades dan warga mendesak pelaksana agar pelaksananya jangan asal dan harus mengedepankan ketransparanan dan tentunya harus sesuai SOP.”
Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, pelaksanaan proyek di jalan nasional kadang banyak melanggar aturan.
“Pengerjaan ingin cepet beres material asal, misal pasir, batu, semen juga bukan merek ternama, bahkan belum pernah terlihat ada besinya,” kata warga ini.
“Sebagai masyarakat awam kami ingin pelaksanaan sesuai dengan aturan, jangan sampai material asal ada, apalagi ini proyek nasional,” kata warga ini. ***