BANTENRAYA.CO.ID – Anis Khairunnisa yang merupakan putri keempat Panji Gumilang memberikan pembelaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun yang tersandung kasus dugaan penistaan agama.
Melalui akun Facebook pribadinya, Anis Khairunnisa meminta orang-orang yang menghakimi Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun sesat untuk belajar lagi.
“Sebelum sibuk menghakimi seseorang sesat dan menjebloskan seseorang pada persoalan menistakan agamanya sendiri, sebaiknya mari sibuk untuk terus belajar,” kata Anis Khairunnisa lewat akun Facebooknya pada Selasa 4 Juli 2023.
Anis menyatakan orang yang menghakimi ayahnya sesat adalah orang-orang yang berpikir pendek dan irasional.
Ia mendorong kepad pihak yang menyebut Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang telah menistakan agama untuk memperkaya literasi agar bisa berpikir lebih adil.
“Ketika mengedepankan cara berpikir pendek dan irasional, memperkaya literasi agar berpikir lebih adil, beradab dan berkeprimanusiaan,” ujar Anis.
BACA JUGA: TERBARU, 5 Tempat Nongkrong Malam Terbaik di Lhokseumawe Aceh yang Hits dan Terkenal, Yuk Mampir!
Kemudian, Anis menyampaikan kepada semua pihak yang menuduh Panji Gumilang sesat untuk tidak terbuai dengan balutan kenyamanan beragama.
Sebab, menurutnya pribadi beragama itu dinamis dan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
“Karena kehidupan terus berputar dan bergulir. Demikian juga dalam beragama itu dinamis dan terus berkembang sesuai dengan tuntutan jaman,” ungkapnya.
Adapun yang dilakukan Al Zaytun yang dinilai pihak lain sesat dan menistakan agama, Anis menyatakan bahwa hal itu dalam tahapan berijtihad.
“Dan kami dalam tahapan berijtihad dan mengaktualisasikannya menuju peradaban yang berkemajuan di masa hadapan,” terangnya.
Lalu, ia menjelaskan tentang konsep ijtihad, yang mana benar mendapat dua pahala, apabila salah bernilai 1 pahala.
BACA JUGA: 10 Menu Bakso di Garut yang Terlaris dan Murah Meriah Hingga Paling Gurih, Ini Alamatnya
“Tidak ada salah dalam berijtihad. Memutuskan masalah dengan jalan ijtihad kemudian benar,maka ia mendapat dua pahala,” jelasnya.
“Dan apabila dia memutuskan dengan jalan ijtihad kemudian keliru, maka dia mendapat satu pahala,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa persoalan-persoalan yang ada di Al Zaytun yang jadi polemik di masyarakat sebenarnya sudah selesai pembahasannya beratus-ratus tahun di masalah lalu.
“Yuk simak persoalan-persoalan yang sesungguhnya sudah selesai pembahasannya beratus-ratus tahun di masa lalu,” tegasnya.
“Mari melihat kedepan menuju masyarakat yang adil dan beradab,” pungkasnya.***