BANTENRAYA.CO.ID – Partai Partikelir atau dalam pengertian biasa saja dan partai non parlemen menolak mengibarkan bendera putih dalam perburuan kursi di DPRD Kota Cilegon.
Para partai non parlemen tersebut tetap menatap optimis dengan gagasan politik bersih dan edukasi kepada masyarakat pada Pemilu 2024.
Diketahui dari 18 partai politik nasional yang terdaftar di KPU, ada sebanyak 9 partai partikelir yang belum masuk parlemen nasional dan termasuk di Kota Cilegon.
Beberapa merupakan partai lama yang ikut dalam pemilu sebelumnya, dan beberapa diantranya juga pendatang baru.
Sekarang partai partikelir tersebut tentu saja harus berjibaku kembali melawan partai besar yang sudah langganan masuk ke DPRD Cilegon.
BACA JUGA: Perang Putra Mahkota, Adu Gengsi Menangkan Pemilu 2024 di Cilegon
Sejumlah partai tersebut bertekad tidak ingin menjadi penonton dan akan berperan untuk terus membangun politik bersih.
Mengedepankan gagasan dibandingkan dengan partai yang besar dengan sumber daya finansial dan ketokohan yang cukup mengakar di masyarakat.
Ketua DPD Partai Perindo Kota Cilegon Yuyu Marlina menyarakan, tidak akan menyerah dan akan terus bertarung dengan partai besar dan sudah berpengalaman mendudukan kadernya di parlemen.
Dengan pendekatan mengakomodir arus bawah yang harus terus diberikan pendidikan politik bersih tanpa materi dan politik uang.
“Sudah siap, kalau Perindo strateginya tidak muluk-muluk, Perindo memiliki komitmen karena sampai saat ini kader Perindo punya kader yang bersih belum tersandung masalah,” katanya, Selasa 30 Mei 2023.
“Kami komitmen dengan kesungguhan hati dan modal kepercayaan kami siap bertempur,” imbuhnya.
Cita-cita tersebut, papar Yuyu, menjadi tujuan Perindo bagaimana mengembalikan demokrasi ke pangkalnya. Sebab, sekarang demokrasi dinilai sudah mengarah ke pragmatisme.
“Walaupun perubahan tidak semudah membalikan telapak tangan, jika tidak dimulai sekarang kapan lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Gelora Indonesia Kota Cilegon Avif Mianto menjelaskan.
Tidak memungkiri jika saat ini masyarakat sangat pragmatis. Hal itu juga karena elite partai hadir dalam 5 tahun sekali membawa sembako dan amplop.
BACA JUGA: MK Bantah Hasil Putusan Pemilu Coblos Gambar Politik Bocor, Begini Katanya
“Jelas karena kita partai baru dihadapkan dengan politik identitas dan politik uang,”
“Kita tidak muluk-muluk datang dengan platform yang yang baru, menghadirkan pemilu yang bersih, dan partai juga punya peran untuk mengedukasi masyarakat,” ucapnya.
Disisi lain, papar Avif, Gelora hadir sebagai penyambung lidah rakyat. Sebab, caleg yang jadi nantinya adalah milik masyarakat bukan petugas, kader dan milik partai.
“Bosnya yah masyarakat. Ibarat perusahaan itu yang punya saham masyarakat,” ujarnya.
Hal sama disampaikan, Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Cilegon Diet Hendriyatna.
Jika PSI memiliki strategi dan komitmen terhadap DNA anti intoleransi dan korupsi. Untuk itu, para caleg yang disiapkan juga buka eks koruptor.
“Kami masih yakin masyarakat akan menyadari bahwa hanya PSI yang calegnya tidak ada eks Koruptor,”
“Dan Masyarakat juga percaya bahwa kami berdiri tegak terhadap adanya upaya2 diskriminasi terhadap suatu golongan,” ungkapnya.
Lalu, papar Diet, mayoritas Caleg yang ditawarkan adalah anak muda, dengan 50 persen berasal dari kalangan profesional.
“Ini menjadi salah satu kekuatan kami, dimana saat ini anak muda melihat PSI menjadi partai dengan visi misi dan harapan yang baru,”
“Para kaum muda jenuh dengan partai partai yang ada, mereka haus akan partai yang berani mendobrak sistem kuno yang tidak memberikan perubahan,” ucapnya.
Lalu ada, Sekretaris Partai Bulan Bintang Kota Cilegon Apriyanto menyatakan, untuk bisa mendulang suara pada pemilu 2024.
Pihaknya telah melakukan perubahan struktur secara internal. Dimana mayoritas adalah orang pergerakan yanki aktivis budaya, LSM, Ormas dan kepemudaan.
“Kamu yakin karena teman-teman sekarang sudah bergerak ke masyarakat,”
“Lalu mereka adalah orang yang biasa berdampingan dan mengerti berbagai aspirasi masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, adanya dinamika politik yang terus berubah memberikan peluang yang baik untuk partai PBB. Dimana bisa menjadikan peluang.
“Semuanya dinamis, politik itu dinamis,” pungkasnya. ***