Solusi Polusi Udara dari Erick Thohir Dampaknya Belum Mengurangi Polusi, Bagaimana Langkah Lainnya?

solusi polusi udara dari Erick Thohir
PLTU disuntik mati, solusi polusi udara dari Erick Thohir. (Foto: Google Maps/Widodo)

BANTENRAYA.CO.ID – Solusi polusi udara dari Erick Thohir baru-baru ini menggemparkan media sosial.

Dan salah satu solusi polusi udara dari Erick Thohir adalah dengan mengurangi jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Dilansir bantenraya.co.id dari salah satu postingan akun Instagram @pandemictalks, solusi polusi udara dari Erick Thohir tersebut diumumkannya ketika ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Pertanyaan Tidak Dijawab, Mahasiswa Malah Ditawar Jadi CEO oleh Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia

Dan info terbaru adalah PLTU Suralaya yang baru saja disuntik mati.

Namun menyuntik mati PLTU tidaklah cukup untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.

Apalagi, dampaknya juga belum terlihat.

Hal tersebut juga diungkapkan sendiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

BACA JUGA: 6 Amalan Pembuka Rezeki yang Besar yang Bisa Dilakukan Seorang Muslim

“Okelah PLTU sekarang disalahkan, kita matikan Suralaya, 1, 2, 3, 4. Tetapi di data terakhir, tidak mengurangi polusi ternyata,” kata Erick.

Tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen bersama untuk menjaga polusi,” lanjutnya.

Erick mengatakan, polusi merupakan musuh bersama karena akan mempengaruhi kesehatan warga Jakarta.

Oleh karena itu, selain suntik mati PLTU, pihaknya juga terus mendorong penggunaan corong penampung alias scrubber di seluruh PLTU demi mengurangi emisi.

BACA JUGA: Hidup Lagi Capek-capeknya, Eh Anggota DPRD Minahasa 6 Bulan Gak Ngantor, Kepergok Asyik Healing ke Luar Negeri

Dan berikut adalah langkah Menteri BUMN dalam menangani polusi udara:

1. Mendorong Transisi Kendaraan Listrik

Langkah ini dilakukan dengan membuat ekosistem kendaraan listrik seperti menyediakan fasilitas penukaran baterai listrik untuk motor listrik.

Selain itu akan disediakan pula charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum.

Dan BUMN sudah bekerja sama dengan PT Pertamina dan PT PLN untuk mewujudkan hal tersebut.

BACA JUGA: 4 Tempat Terbaik dan Estetik untuk Membaca Buku Selain Perpustakaan

2. Suntik Mati PLTU

Selain mengurangi jumlah operasi PLTU, terdapat juga rencana untuk memindahkan kawasan industri dari Jakarta ke Subang.

PLTU Suralaya 1, 2, 3, 4 telah disuntik mati namun tidak ada perubahan tingkat polusi secara signifikan.

3. Penggunaan Fasilitas Publik

Kementrian BUMN mendorong penggunaan fasilitas publik di bandara ataupun properti di lingkungan perusahaan pelat merah.

Dan terdapat usulan juga agar tarif parkir dan tarif jalan tol untuk mobil listrik dibuat lebih murah ketimbang mobil dengan BBM.

BACA JUGA: 5 Manfaat Kenitu, Buah Manis yang Jarang Terdengar di Pasar

Respon Warganet

Informasi tentang langkah penanganan polusi udara tersebut mendapatkan beberapa respon yang kurang baik juga dari warganet di kolom komentar.

“Ganti mobil mulu solusinya. Kalau bener semua ganti, mobil lama pun jd limbah baru toh. Polusi lagi,” kata @dtagracia.

Sementara @imansyahbudi52 berkata, “Kenapa rata-rata pejabat yang terafiliasi dengan tambang batu bara dan PLTU selalu kendaraan listrik solusinya, kan bikin polusi PLTU bertambah seiring dengan peningkatan beban listriknya.”

Dan komentar tersebut dijawab @samhutajulu, “Karena goal akhirnya itu pengen ngurangi subsidi minyak yang sempat menembus 500 T tahun kemarin. Dengan pengurangan subsidi BBM sepertinya mereka mau alihkan ke target pemerintah lain.”

BACA JUGA: 4 Tips Menjadi Pendengar yang Baik, Rahasia untuk Hubungan Kalian Makin Langgeng

Ada juga komentar yang menilai kalau PLTU sepertinya tidak dimatikan seluruhnya.

“Apa benar dimatikan? Kayaknya yang terjadi (hari ini) adalah pengurangan kapasitas pembangkitan sih, jadi memang produksi listriknya sengaja dikurangin banget. Makanya langit pagi ini agak mendingan,” kata @dhit.ri.

Meski tidak begitu banyak respon positif dari warganet, namun adanya langkah yang dilakukan mungkin lebih baik daripada tidak ada gerakan sama sekali.***

Pos terkait