Warga Kantin Nangis di Pelukan Walikota

1 WARGA KANTIN

SERANG, BANTEN RAYA- Warga Lingkungan Kantin, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, keberatan jika direlokasi ke Perumahan Seminung, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Sebab warga Kantin mengaku tak sanggup untuk membayar sewa atau angsuran bulanan rumahnya.

Aspirasi ini diungkapkan Nur, salah seorang warga Kantin, usai mengikuti audiensi dengan Walikota Serang Syafrudin di aula rapat walikota, di Setda lantai 2, Puspemkot Serang, Kota Serang, Senin (7/11/2022).

Lantaran tak siap untuk direlokasi, seorang nenek bernama Nur ini mendadak menangis histeris dipelukan Walikota Serang Syafrudin.

Tangisan Nur itu pecah usai dirinya mengetahui tempat tinggalnya bakal direlokasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang.

Kehadiran Nur bersama sejumlah warga Kantin di Aula Rapat Walikota, Setda lantai 2, Puspemkot Serang, Kota Serang, itu usai audiensi dengan Walikota Serang Syafrudin dan jajarannya, Senin (7/11/2022).

Sambil berjalan keluar dari ruangan Walikota Syafrudin, Nur menangis lantaran rumahnya akan direlokasi oleh Pemkot Serang.”Mau dipindahin rumahnya,” ujar Nur sambil terisak tangis.

Pemkot Serang sendiri sudah berencana akan merelokasi warga Kantin ke Perumahan Seminung, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

Rencana relokasi warga Kantin ini dalam rangka menyelamatkan umat, karena saat ini tengah dilakukan revitalisasi Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang.

Berdasarkan informasi ada 109 Kepala Keluarga (KK) warga Kantin yang menghuni di tanah wakaf milik Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang.

Meski Pemkot Serang akan menanggung biaya uang muka kredit rumah di Perumahan Seminung, Nur merasa masih keberatan karena khawatir tidak terbayar untuk cicilan atau angsuran bayar rumahnya.”Gak kebayar sebulan Rp1 juta dari mana ibunya. Ibu janda, orang gak punya,” ujar Nur.

Nur mengaku tinggal di tanah wakaf milik Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh sudah lama.Dia mengaku tidak keberatan jika harus pindah rumah dari lingkungan Kantin.

Namun yang memberatkannya adalah tidak mampu bangun rumah atau sewa setelah terelokasi. Kedatangannya menemui Walikota Serang berharap mendapat perhatian pemerintah.”Mau dipindahin tapi gratis gak bayar. Kebanyakan warga gak ada yang kerja,” kata ibu berkerudung warna biru tua yang mendampingi Nur.

Bahkan untuk menyambung hidup, Nur mengandalkan hasil jualan dari gorengan di wilayah Lingkungan Kantin. Pihaknya berharap ada kebijakan dari Pemkot Serang demi nasibnya.“Makannya juga seadanya, sehari-hari jualan gorengan,” tutupnya.

Serupa dikatakan warga Kantin lainnya, Yudi. Ia mengatakan, belum ada hasil dari pertemuan pertama dengan Walikota Syafrudin. Sebab, antara keinginan warga dan Pemkot Serang belum ada solusi yang terbaik, sehingga perlu ada musyawarah lanjutan.

“Belum ada keputusan, masih musyawarah lagi. Jadi belum ada titik terang, karena kedua belah pihak (warga dan Pemkot) belum ada yang menyanggupi,” kata Yudi.

Yudi menyatakan, keinginan warga Kantin bertahan dan menetap di Kantin.“Kalau dari Yayasan suruh bayar, kami belum siap. Kalau dari warga secara pribadi ingin bertahan, cuma kan kalau itu harus musyawarah sampai ada kesepakatan,” ucap dia.

Sementara itu, Walikota Serang Syafrudin mengatakan, hasil audiensi pertama dengan warga Kantin belum menemui titik terang, sehingga Pemkot Serang belum bisa membantu keinginan warga Kantin.”Belum. Jadi susah. Kalau keinginan mereka belum ketahuan. Jadi kita ingin membantunya juga susah,” ujar Syafrudin.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya hanya menyampaikan informasi bahwa akan ada relokasi warga Kantin.”Makanya musyawarah ini disampaikan kepada masyarakat bahwa ada relokasi. Keinginan masyarakat seperti apa. Sampaikan kepada kami,” ucap dia.

Terkait usulan salah satu warga Kantin yang siap direlokasi, namun dengan syarat tidak bayar angsuran rumah per bulan alias digratiskan cicilan rumah, Syafrudin mengatakan bahwa keinginan warga Kantin harus disesuaikan dengan kemampuan Pemkot Serang.

“Ya selama pemerintah mampu ya mungkin saja bisa terjadi, tapi disesuaikan dengan kemampuan pemerintah. Kalau pemerintah tidak mampu, begitu saja kan nggak mungkin. Ada juga yang siap. Ada juga yang menolak. Itu kan belum ada kesepakatan. Ini kan baru audensi. Bukan permintaan,” jelas dia.

Syafrudin menyebutkan, jumlah kepala keluarga (KK) yang menempati tanah wakaf Masjid Agung Ats Tsauroh sebanyak 109 KK.

Syafrudin berharap relokasi warga Kantin ini ada penyelesaian secepatnya.”Ada 109 KK kalau yang akurat. Mudah-mudahan ada penyelesaian secepatnya,” katanya.

 

Syafrudin menjelaskan, relokasi warga Kantin ini tidak ditarget harus kelar akhir tahun 2022.”Nggak sampai Desember targetnya.Relokasinya lewat 2023 juga nggak papa. Belum ada anggarannya ke situ,” ungkapnya.Syafrudin mengaku pihaknya belum merencanakan untuk apa lahan warga Kantin bila sudah dikosongkan.

Syafrudin menegaskan, relokasi warga Kantin semata-mata untuk menyelamatkan masyarakat Kantin.”Belum ada FS, belum ada DED. Ini mah menyelematkan masyarakat aja dulu, karena menempati tanah wakaf,” tegasnya.

Audiensi ini dihadiri oleh Dewan Pembina Masjid Agung Ats Tsauroh KH Embay Mulya Syarif, Ketua Yayasan Masjid Agung Ats Tsauroh H Sanwani, Ketua DKM Masjid Agung Ats Tsauroh H Ma’mun Sahroni, Asda I Kota Serang Subagyo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Serang Iwan Sunardi, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Serang Nofriadi Eka Putra, dan perwakilan masyarakat Kantin. (harir)

Pos terkait