BANTENRAYA.CO.ID – Ketua Umum PKB MUhaimin Iskandar atau Cak Imin posisinya makin terancam sebagai Cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Hal itu, karena Partai Golkar dan PAN menyatakan deklarasi dan masuk dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR akan mengubah konstelasi politik didalamnya dan bisa jadi pendamping Prabowo akan didiskusikan ulang.
Tentu saja itu akan membuat Cak Imin sebagai pelopor dan perintis KKIR posisinya bisa saja terancam sebagai calon wakil presiden atau Cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Pasalnya, sekarang KKIR menjadi gerbong besar yang bukan hanya Gerindra dan PKB di dalamnya.
Bahkan pertanyaanya, apakah KKIR yang identik dengan nama partai Gerindra dan PKB akan bubar berganti koalisi baru?.
Lalu, apakah posisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin masih akan menjadi Cawapres kuat pendamping Prabowo Subianto?.
BACA JUGA: Partai Golkar dan PAN Login Prabowo Subianto, Koalisi KIB Resmi Bubar Barisan
Hal tersebut, tentunya akan semakin membuat dinamis KKIR. Sebab, bisa jadi, Partai Golkar akan menyodorkan Cawapres pilihannya.
Termasuk juga PAN yang bisa saja mendorong Erick Thohir sebagai pendamping Prabowo Subianto sebagaimana sikap awalnya.
Sementara, kesepakatan KKIR awal adalah soal Cawapres pendamping Prabowo Subianto akan ditentukan bersama antara Cak Imin dan Prabowo.
Belum, lagi isu sekarang kencang beredar adanya nama Gibran Rakabuming Raka anak Presiden Joko Widodo yang dikaitkan kuat akan menjadi pendamping Prabowo Subianto.
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Minggu 13 Agustus 2023, dikatakan Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam, jika standar yang dipakai adalah etika koalisi.
Maka posisi Cak Imin semestinya masih menjadi cawapres terkuat Prabowo.
Dimana, PKB sedari awal bersama Partai Gerindra dan ada kesepakatan soal Cawapres yang akan diusung berdasarkan kesepakatan bersama.
“Ini memberikan keyakinan sekaligus bentuk mesin KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) yang riil, sehingga narasi pencapresan Prabowo bisa terjaga selama ini,” katanya.
Namun, papar Umum, sekarang ada variabel Golkar dan PAN yang masuk di detik-detik akhir yang dinilai akan menghilangkan hak PKB dalam koalisi.
“Jika posisi cawapres ini membuat deadlock negosiasi koalisi, maka membuka kemungkinan diambilnya nama-nama alternatif lain yang dianggap bisa menjadi titik temu kompromi antara partai pendukung pencapresan Prabowo Subianto,” jelasnya.
Bisa saja, alternatif akan diambil lanjut Imam, misalnya ada beberapa nama potensia Erick Thohir dan Gibran.
“PAN sebelumnya telah menawarkan nama Erick Thohir sebagai cawapres kepada Prabowo,”.
“Selain kedekatan PAN dengan Erick Thohir, pilihan ini dilandasi atas kesuksesan mantan presiden Inter Milan itu sebagai Ketua Umum PSSI dan Ketua Pemenangan Jokowi pada Pemilu 2019,” ujarnya. ***