Jumlah Petani Turun 12,3 Persen, DKPP Kota Cilegon Siapkan Konsep KWT Lingkungan

Kota Cilegon
Pentani di Kota Cilegon semakin menurun. (Uri/BantenRaya.Co.Id)

BANTENRAYA.CO.ID – Penurunan jumlah petani di Kota Cilegon menurun sebanyak 12,3 persen dari total sebanyak 3.000 petani.

Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kota Cilegon akan melakukan sejumlah program inovasi terutama terkait pengembangan, termasuk konsep Kelompok Wanita Tani atau KWT untuk setiap lingkungan.

Kepala DKPP Kota Cilegon Eva Syarifah menjelaskan, berdasarkan data BPS pada 2023 sekarang, menunjukan terjadinya penurunan, sehingga harus ada inovasi yang dilakukan dinas.

Bacaan Lainnya

“Banyak petani yang beralih sebagai side job (Kerja sampingan-red). Total petani masih 3000 lebih di usia di atas 50 tahun ke atas, milenialnya belum tahu,” kata usai kegiatan Tindak Lanjut Evaluasi dan Finalisasi Sensus Pertanian 2023 di Hotel Aston, Kamis 10 Agustus 2023.

BACA JUGA: Bupati Irna Harapkan Sekolah Lapang Gali Potensi Pertanian dan Peningkatan Kualitas SDM Petani

Jadi, lanjut Eva, sekarang pihaknya bagaimana akan mengembangkan konsep KWT di setiap lingkungan. Dimana, sekarang jumlahnya ada sebanyak 68 KWT yang tersebar di 8 kecamatan.

“Kami harap dengan inovasi ini pertanian akan tetap bisa bertahan, terutama dalam hal kebutuhan sayuran dan hortikultura,” ucapnya.

Menurut Eva, lahan pertanian di Kota Cilegon kini semakin sempit akibat pengalihan lahan yang sudah signifikan, sehingga pemanfaatan pekarangan rumah yang digunakan oleh KWT sangat diperlukan.

“Selain urban farming (Bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan-red), yang harus digalakkan untuk Kota Cilegon itu penumbuhan KWT di setiap lingkungan,” tuturnya.

Dalam hal ini, Eva mengimbau agar masyarakat dapat bersama-sama memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran maupun buah-buahan. Hal itu dilakukan dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan ibu rumah tangga.

BACA JUGA: Tradisi Ngagebot Pare Masih Dipertahankan Petani Sawahluhur Kasemen Kota Serang

“Selain itu juga tujuannya untuk mengurangi stunting dan diversifikasi (Memvariasikan produk-red) pangan. Tadi juga dibahas terkait pemasaran hasil hidroponik untuk menjadi modal industri katering,” jelasnya.

Salah satu peserta Tindak Lanjut Evaluasi dan Finalisasi Sensus Pertanian 2023 yang juga Lurah Purwakarta Sri Mulia menyampaikan, wilayahnya menjadi salah satu tempat yang masih cukup banyak tersedia lahan pertanian. Namun, tentunya dorongan dari dinas dan pemerintah harus terus dilakukan. Terutama dalam hal pembinaan dan juga bimbingan, serta kebutuhan seperti pupuk dan lainnya lebih mudah dan murah.

“Kami harap terus ada dorongan untuk warga petani kami. Ini diperlukan ditengah makin mahalnya pupuk dan kebutuhan pertanian,” jelasnya.

Selain itu, papar Lia panggilan Sri Mulia, kondisi cuaca ekstrim yang tidak menentu menjadi salah satu faktor dimana banyak petani tidak bisa melakukan cocok tanam. Hal tersebut juga tentu saja harus dicarikan solusi.

“Misalnya musim kemarau maka butuh air. Sementara sungai mulai menyempit dan dangkal tidak ada air. Ini tentu jadi perhatian. Soal irigasi juga tentu harus dipikirkan, atau bisa dengan konsep bendungan yang dibuat untuk cadangan air pertanian,” pungkasnya.

Pos terkait