Kasus Korupsi Blast Furnace PT Krakatau Steel Disebut Bukan Kejahatan, Tapi Resiko Bisnis
Bahkan, dia mengungkapkan jika Blast Furnace berjalan, maka PT KS tinggal mengikuti kebutuhan pasar.
“Untuk pembuatan bahan baku bajanya kita tinggal formulasikan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar, misal Baja Reguler atau Baja Spesial. Dan untuk memproduksi itu semua, bahan baku yang diperlukan ada di negara kita,” ungkapnya.
Kembali pada persoalan pembangunan Blast Furnace, Dia menerangkan pembangunan Blast Furnace Complex memakan waktu sekitar 7 tahun. Lambatnya pembangunan itu lantaran adanya faktor yang menghambat.
“Sejumlah faktor yang kerap menjadi kendala pada saat proses pembangunan Blast Furnace Complex milik PT KS, sehingga pembangunan proyek tersebut mengalami keterlambatan, baik kendala di lapangan, maupun kendala yang lain,” terangnya.
Dia menambahkan akibat kendala-kendala tersebut, terjadi over cost run, atau penambahan biaya yang muncul diluar biaya yang sudah diperhitungkan.
“Pada saat itu juga situasi keuangan PT KS yang kurang baik, ditambah dengan harga baja yang merosot pada waktu itu, membuat konsorsium Bank Asing yang akan memberikan pinjaman memilih mundur,” tambahnya.
Akibatnya, dia mengatakan untuk menyelesaikan pembangunan tersebut PT KS mencari pengganti sumber pendanaan di dalam negeri melalui Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA).