Kasus Korupsi Blast Furnace PT Krakatau Steel Disebut Bukan Kejahatan, Tapi Resiko Bisnis

“Lalu lambannya kita dalam mengambil suatu keputusan, sehingga seringkali proyek dihentikan menunggu kajian dan keputusan. Jadi terlihat seperti mangkrak atau terabaikan, walaupun begitu, gaji para pekerja proyek tersebut tetap harus dibayarkan. Itu salah satu contoh timbulnya over cost run pada proyek ini,” katanya.

Selain itu, dia mengungkapkan penyelesaian proyek pembangunan Blast Furnace Complex, dan pengoperasiannya terjadi di momen yang kurang tepat. Sehingga hal tersebut hanya terlihat sebagai pemborosan atau inefisiensi.

Related Articles

“Bukannya boros, atau membuat rugi negara. Karena beberapa faktor yang tidak bisa terprediksi akhirnya terjadi over cost. Karena ada sebabnya bukan disengaja,” ungkapnya.

Bahkan dia menganggap pembangun Blast Furnace bukan sebuah kejahatan yang dianggap merugikan keuangan negara. Apalagi pabrik tersebut belum beroperasi.

“Kalau dianggap merugikan negara juga sepertinya tidak. Baru juga beroperasional sudah di stop. Jadi kita belum bisa pastikan ini rugi, lagipula kan pabriknya memang ada dan terbangun,” tandasnya.

Baca Juga : Krakatau Steel Suplai 1.550 MT pelat baja untuk Istana Kepresidenan IKN

Dirinya meyakini jika Blast Furnace Complex kembali beroperasi, PT KS akan memperoleh keuntungan yang besar. Sebab, 50 persen kebutuhan baja nasional masih di penuhi melalui jalur import.

“Sangat perlu (Blast Furnace-red), entah kapan akan dioperasikan kembali. Namun pastinya akan menambah cost perusahaan, namun Ketika sudah berjalan dengan formulasi yang tepat. KS akan untung besar,” terangnya.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button