BANTENRAYA.CO.ID – Tupperware pertama kali dibuat pada tahun 1946 oleh Earl Tupper (1907 – 1983) di Amerika, ia membuat suatu wadah plastik yang dipergunakan dalam rumah tangga untuk menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara.
Mereka merancang, membuat, dan menyebarkan produk-produknya ke seluruh dunia melalui perusahaan induknya yaitu Tupperware Brands Corporation dan dipasarkan dengan metode penjualan langsung yang sering dikenal dengan julukan independent sales force atau sales force yang saat ini tidak kurang ada 1.9 juta orang tersebar di seluruh dunia
Salah satu penting dari produk ini adalah seal penyekatnya yang dikenal dengan sebutan “burping seal”, yang merupakan ciri khusus terkenal dari produk-produk Tupperware yang membuatnya sangat berbeda dengan produk-produk sejenis.
Tupperware sendiri memiliki pengertian yaitu nama merek yang terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik, termasuk didalamnya, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum pada tahun 1946.
BACA JUGA: Cara SDIT Bina Bangsa Maknai Bulan Suci Ramadan, Ratusan Murid Didekatkan dengan Pesantren Kilat
Pada tahun 2013, pasar terbesar Tupperware adalah Indonesia, disusul oleh Jerman. Angka penjualan di Indonesia tahun itu mencapai lebih dari $200 juta dengan 250.000 distributor.
Tupperware menyebar ke daratan Eropa sejak kurun waktu 1960 ketika Mila Pond mengadakan sebuah Tupperware party di Weybridge, Inggris, serta beberapa kota lainnya.
Namun pada tahun 2003, Tupperware menutup operasinya di Inggris Raya, dikarenakan kekecewaaan para penggunanya atas metode penjualan langsungnya, dan baru dibuka kembali pada tahun 2005 setelah ada restrukrisasi.
Rexall membeli saham Tupperware pada tahun 1958, Rexall menjual toko obat-obatan dengan namanya pada tahun 1977, dan kemudian dinamakan menjadi Dart Industries.
Dart melakukan merger dengan Kraftco dan akhirnya membentu perusahaan dengan nama Dart & Kraft. Tetapi perusahaan itu pecah lagi, lalu aset-aset Dart sebelumnya dinamakan menjadi Premark International.
Tupperware Brands kemudian dipecah dari Premark pada tahun 1996; kemudian Premark diakuisisi oleh Illinois Tool Works tiga tahun kemudian.
Lalu, Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai Tupperware party.
Brownie Wise (1913 – 1992) adalah orang yang mengenalkan strategi ini (sebelumnya ia adalah seorang agen penjualan dari Stanley Home Products).
Di awal-awal tahun 1950an, penjualan meledak dan membuatnya dikenal oleh banyak orang hal ini terutama dikarenakan pengaruh dari Brownie Wise pada para wanita yang menjajakan Tupperware dengan memakai metode party tadi, Tupperware juga semakin dikenal pada masa-masa Perang Dunia II.
Saat itu, para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah.
Selain itu ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Assembly yang diadakan di setiap distributor Tupperware yang diadakan secara rutin.
Tradisi ini diperkenalkan dan dilanggengkan hingga kini sebagai sarana untuk memberikan penghargaan kepada para penjual, perekrut terbaik baik untuk individu maupun secara team dan organisasi.
Saat ini Tupperware sudah terjual di hampir 100 negara di seluruh dunia karena berkat berkembangnya penjualan yang meledak dan dikenal oleh banyak orang.
Namun pada baru-baru ini perusahaan Tupperware malah mengalami krisis kebangkrutan dan memicu beberapa karyawan yang kena PHK.***