Pemkot Serang Siapkan Uang Kadeudeh Pengganti Padi Puso

padi puso
Lahan sawah di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, kekeringan. Pemkot Serang siapkan uang kadeudeuh untuk pengganti padi yang puso akibat kekeringan. (Harir Baldan/Banten Raya)

BANTENRAYA.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menyiapkan uang kadeudeh untuk pengganti padi para petani yang mengalami puso atau gagal panen, akibat terdampak bencana kekeringan El Nino.

Penyiapan uang kadeudeh ini, setelah Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Serang mencatat ada sebanyak 115 hektare lahan sawah kekeringan, 18 hektare di antaranya mengalami puso.

Rencana penggantian uang kadeudeh ini untuk pengganti padi yang puso ini disampaikan Walikota Serang Syafrudin.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Padi Rusak Tertiup Angin Kencang

“Iya makanya antisipasi nya sekarang ini. Makanya kita persiapan untuk uang pengganti puso kadeudeh karena gagal panen. Makanya persiapannya hari ini. Seperti apa,” kata Syafrudin, kepada Bantenraya.co.id, ditemui di ruang kerjanya, Setda lantai 2, Puspemkot Serang, Rabu 30 Agustus 2023.

Syafrudin berharap uang kadeudeh untuk pengganti puso tersebut dapat dianggarkan pada anggaran perubahan tahun 2023.

“Mudah-mudahan bisa dianggarkan di perubahan, karena anggaran sudah berjalan. Nunggu anggaran perubahan dari pemerintah. Kalau ada kadeudeh dari pemerintah pasti di anggaran perubahan,” jelas dia.

Syafrudin pun berharap Bendungan Sindangheula bisa menyuplai air baku ke Kota Serang lebih banyak, karena Kota Serang satu-satunya pembuangan di Kota Serang.

BACA JUGA : Antisipasi Gagal Panen Karena Kemarau, Petani di Kasemen Memanen Padinya Lebih Dini

“Dengan kekeringan begini sindangheula juga tidak bisa berbuat banyak karena memang mau dari mana airnya. Sebab kondisinya juga sindangheula sekarang ini kering sama saja karena kerusakan penampungan. Itu juga kami berharap sindangheula juga bisa memberikan suplai air yang banyak untuk Kota Serang karena satu-satunya pembuangan di Kota Serang,” katanya.

Kepala Bidang Pertanian dan Penyuluhan DKPPP Kota Serang Andriyani mengatakan, 115 hektare lahan persawahan yang kekeringan itu rinciannya 78 hektare kekeringan ringan, 8 hektare kekeringan sedang, 11 hektare kekeringan berat, dan 18 hektare puso.

“Berdasarkan laporan dari petugas PUPT karena dia yang memverifikasi, semua kecamatan ada (kekeringan-red),” ujar Andriyani, kepada Banten Raya.

Andriyani mengungkapkan, dari 115 hektare lahan persawahan yang kekeringan, lahan persawahan yang terbanyak terdampak di Kecamatan Kasemen.

BACA JUGA : 10 Hektar Lahan di Lebak Dirusak Penambang Ilegal

“Data terbesar masih di Kasemen. Kedua Walantaka. Taktakan juga ada hanya satu titik, Serang satu titik, Cipocok dua titik, Curug empat titik. Tapi informasinya ada juga yang sudah mulai laporan untuk indikasi kekeringan. Jadi ini belum kita masukkan karena kita menunggu verifikasi dulu dari petugas PUPTnya,” ungkap dia.

Andriyani menjelaskan, dari enam kecamatan, lahan persawahan di Kecamatan Kasemen yang terparah, karena ada sekitar 18 hektare lahan persawahan yang sampai mengalami fuso. Rincian 18 hektare lahan persawahan yang fuso tersebar di Kecamatan Kasemen yaitu, “Di Bendung 15 hektar, Sawah Luhur dua hektare, dan Kilasah satu hektare,” ucap dia. *

Pos terkait