BANTENRAYA.CO.ID – Ketika memilih pemimpin, seorang muslim sebaiknya juga paham tentang adab terhadap pemimpin.
Dengan memahami adab terhadap pemimpin, seorang muslim bisa menjamin keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Namun tentu saja, memahami dan mengamalkan adab terhadap pemimpin yang sesuai sunnah merupakan implementasi nyata dari mempertahankan ajaran Islam.
BACA JUGA: 4 Doa Meminta Hidayah yang Singkat, Disertai Penjelasan Pentingnya Hidayah
Sementara ketidaktahuan dan keengganan mempelajari dan mengamalkan adab kepada pemimpin yang sah sesuai ajaran Islam yang sesuai sunnah, maka dapat menghasilkan kekacauan di masyarakat.
Dan dengan berdasarkan dalil yang kuat, berikut bantenraya.co.id sudah merangkum dari berbagai sumber tentang adab seorang muslim terhadap pemimpin yang sah.
1. Taat Meski Uang Dirampas atau Dicambuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Dengarlah dan taat kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan taat kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847).
Membayar pajak sebenarnya bukanlah ajaran yang islami.
Namun, hadits tersebut merupakan perintah untuk tetap membayar pajak sebagai bentuk ketaatan terhadap pemimpin.
BACA JUGA: 2 Contoh Bacaan untuk Mendoakan Rakyat Palestina yang Ditindas Pasukan Israel
2. Tetap Taat Meski Pemimpin Dipilih dengan Tidak Adil
Pemilihan pemimpin terkadang disusul juga dengan isu-isu kecurangan.
Namun, jika pemimpin sudah disahkan dan ditetapkan secara hukum, meski memang terbukti ada kecurangan, maka mau tidak mau seorang muslim harus taat.
Atau jika terpilih secara adil dan benar namun yang terpilih bukan orang yang tidak disukai secara pribadi, maka harus tetap taat.
BACA JUGA: Gerhana dari Kacamata Islam, Mengenal Apa Saja Tradisi dan Hikmah yang Diyakini Muslim dari Gerhana?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ , وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكَ عَبْدٌ
“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap mendengar dan taat walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak).” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Seorang budak atau manusia yang tidak merdeka tidak layak menjadi pemimpin menurut hukum Islam.
BACA JUGA: 5 Hal yang Seorang Muslim Harus Lakukan Supaya Didoakan Malaikat
Istilah ‘budak’ tersebut dipakai guna menekankan agar seorang muslim tetap taat meski dipimpin oleh orang yang terpilih menjadi pemimpin.
Dan perlu diingat juga kalau ketidakadilan dari pemimpin yang sah tidak seharusnya mendorong untuk berlaku tidak islami.
Tetap yakin kalau Allah Maha Adil menyediakan akhirat untuk mengadili pemimpin tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya.” (Muttafaq alaih).
Itulah adab seorang muslim terhadap pemimpin yang sah.***