SMP Swasta dan MTs Hidup Segan Mati Tak Mau, Tergerus Zonasi SMP Negeri

SMP Swasta
SMP Swasta di Kota Cilegon mulai sedikit siswa karena zonasi SMP Negeri. (Uri/BantenRaya.Co.Id)

BANTENRAYA.CO.ID – Kondisi beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta di Kota Cilegon cukup memprihatinkan. Bahkan, salah satu sekolah hanya memiliki total 33 siswa saja dengan infrastruktur seadanya untuk memberikan pelajaran kepada siswa.

Kondisi miris soal minimnya siswa ternyata juga dialami jenjang pendidikan SMP sederjat yakni Madrasah Tsanawiyah di Kota Cilegon yang secara infrastuktur membutuhkan perhatian serius.

Pada siswa yang masik tersebut lebih memilih SMP Negeri dan Islam Terpadu (IT) sehingga menggerus kondisi siswa di SMP Swasta.

Bacaan Lainnya

Salah satu Kepala Sekolah SMP Swasta di Kota Cilegon yang enggan menyebutkan namanya menyampaikan, total siswa yang sekarang ada hanya sebanyak 33 siswa dari kelas 7, 8 dan 9 yang masih bersekolah. Artinya, setiap angkatan dirata-rata hanya sebanyak 11 siswa saja.

“Yah sekarang ini ada hanya 33 siswa saja total yang ada,” katanya, Senin 24 Juli 2023.

BACA JUGA: SMP Swasta di Kota Cilegon Kibarkan Bendera Putih, Zonasi dan SMP Negeri Baru Gerus Jumlah Siswa Masuk

Ia menyatakan, minimnya siswa yang masuk tersebut karena lokasi sekolah sekarang terhimpit 3 sekolah negeri. Dimana, terus malakukan pengambangan dan menambah jumlah lokal kelas baru untuk memperbanyak kuota siswa yang masuk.

“Negeri itu satu angkatan masuk bisa kurang lebih sampai 250 siswa. Dikali 3 SMP Negeri yang berdekatan lokasinya dengan kami sudah hampir 750 lebih yang masuk. Akhirnya kami tidak bisa mendapat kan siswa,” jelasnya.

Belum lagi, jelasnya, masih ada SMP Islam Terpadu (IT) yang juga cukup banyak menyedot siswa dari kalangan menengah ke atas yang memang tidak ingin sekolah di negeri, menambah kondisi SMP Swasta semakin tergerus siswanya.

Beberapa permasalah yang menjadi penyebab, paparnya, yakni tidak adanya pemerataan bantuan dari pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, terutama soal infrastuktur yang dibangunkan untuk pihak sekolah swasta.

“Kami butuh perhatian serius untuk bantuan infrastruktur dari pemerintah, sehingga baik ruang kelas, serta kebutuhan kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa terpenuhi dengan baik,” ucapnya.

BACA JUGA: Tiga SMP Swasta di Kota Serang Tak Dapat Peserta Didik Baru Selama Dua Tahun, Walikota Syafrudin Ungkap Penyebabnya

Lalu, jelasnya, butuh juga rekomendasi dari pihak pemerintah dan SMP Negeri jika ada siswanya yang tidak masuk maka direkomendasikan untuk memilih sekolah swasta terdekat.

“Harusnya direkomendasikan, sehingga kami tidak bersaing dengan IT yang secara finansial punya pemilik modal yang besar,” jelasnya.

Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Karang Tengah, Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta Ayatullah Marsai mengungkapkan, kondisi penerimaan siswa masih cukup stabil untuk siswa baru. Namun, tentu saja dengan adanya sekolah negeri baru menjadi ancaman nantinya.

Untuk itu, diharapkan pemerintah juga memberikan proteksi. Sebab, jika harus bersaing dengan sekolah negeri maka sekolah swasta yang masih minim bantuan akan kalah bersaing.

“Intinya jika diberikan porsi anggaran yang sama atau minimal bisa sesuai pasti bisa bersaing. Namun, jika perhatian masih minim maka itu sulit kami akan bersaing,” ujarnya.

BACA JUGA: Tiga SMP Swasta di Kota Serang Terancam Gulung Tikar, Dua Tahun Berturut-turut Tidak Dapat Siswa

Disisi lain, papar Ayatullah, dibutuhkan bukan sekedar honor guru madrasah saja yang harus didukung pemerintah. Namun, juga infrastruktur sekolah madrasah dan swasta harus menjadi perhatian serius.

“Jadi kami harap perhatian serius dan ditingkatkan. Sebab, selama ini masih minim perhatian,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dindikbud Kota Cilegon Muhammad Najib enggan memberikan komentar atas kondisi sekolah SMP Swasta yang sudah memprihatinkan. Bahkan, ia meminta agar hal tersebut langsung ditanyakan kepada Kepala Dindikbud Kota Cilegon Heni Anita Susila.

Sama dengan Najib, Kepala Dindikbud Kota Cilegon Heni Anita Susila juga enggan memberikan komentar dengan alasan dirinya sedang tidak enak badan. ***

Pos terkait