BANTENRAYA.CO.ID – Belum lama ini beredar rekaman dua mahasiswa yang dipaksa keluar dari ruang paripurna DPRD Provinsi Banten.
Kejadian dua mahasiswa yang dikeluarkan dari gedung DPRD Banten, Kota Serang tersebut terjadi pada Rabu (4/10/2023), bertepatan dengan HUT ke-23 Provinsi Banten.
Dilansir bantenraya.co.id dari postingan akun Instagram @bantenraya, dua mahasiswa tersebut dipaksa keluar ketika Pejabat (PJ) Gubernur Banten Al Muktabar menyampaikan pidato.
BACA JUGA: 6 Jurusan Kuliah IPA yang Sangat Langka Namun Tinggi Peminat
Ketika itu, kedua mahasiswa tersebut mencoba melakukan interupsi.
Namun ketika interupsi tersebut, mereka meneriakkan kalimat “PJ Gubernur gagal!” dan “Reformasi Birokrasi!”
Dan dari rekaman yang beredar viral, kedua mahasiswa masih sempat berusaha meneriakkan kalimat tersebut juga ketika ditarik paksa keluar ruangan.
BACA JUGA: 4 Kelebihan Kuliah Kelas Karyawan, Disertai Alasan Mengapa Kamu Harus Kerja Dulu Sebelum Kuliah
Satu mahasiswa ditarik oleh tiga petugas keamanan, sementara satu lagi ditarik oleh lebih banyak petugas keamanan.
Petugas kemanan yang menarik mereka bahkan sampai menutup mulut mereka yang terus berteriak.
Dan karena kedua mahasiswa tersebut melawan dan terus berteriak, maka mulut mereka juga ditutup oleh
BACA JUGA: Pikirkan 5 Hal Ini Sebelum Memilih Berhenti Kuliah, Motivasi Kuliah Sampai Wisuda
Rekaman yang viral tersebut juga ikut ditanggapi oleh warganet.
“Keras amat bos itu tangan main nutup mulut,” kata @lajut_tempuh.
Sementara @ita_syahrir berkata, “Itu yang ngeremet mulut kena pasal gak? Kalau begitu caranya, kalau minta dukungan pas nyaleg jangan mau.”
Salah satu mahasiswa yang ditarik paksa keluar ruangan paripurna adalah Sahrul Muhtarom, aktivis dari Kumala (Keluarga Mahasiswa Lebak).
Dia menjelaskan kondisinya setelah ditarik paksa keluar.
“Tadi saya ditarik, ini bibir saya begini, mata dicolok,” katanya.
BACA JUGA: Enam Warna Bahaya Dari Gelombang Panas, Daerah Serang di Warna Apa?
Dia juga menjelaskan motifnya melakukan interupsi tersebut.
“Yang (kami) aspirasikan Banten gagal. Banyak kemiskinan, pengangguran tinggi”
Sahrul juga menyinggung pembangunan Banten Internasional Stadium (BIS) yang dinilai belum menyentuh kesejahteraan rakyat.
BACA JUGA: Bahayanya Jembatan Bawah Tol Tangerang-Merak Tanpa Besi Pengaman
Ditambah lagi, dia menyebutkan bahwa korupsi di Banten masih merajalela.
Hal tersebut menurutnya adalah bukti bahwa reformasi birokrasi di Pemprov Banten masih gagal.***