Awas, Asap Rokok Ternyata Pengaruhi Anak Jadi Stunting

WhatsApp Image 2023 09 20 at 19.12.07
Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Cilegon berkolaborasi menurunkan angka stunting, Rabu, 20 September 2023. (Uri / Bantenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – 5 Faktor menjadi penyebab terpaparnya anak stunting salah satunya ternyata dari asap rokok.

Hal itu berdasarkan hasil pencermatan Tim Pakar Audit Stunting yang terdiri dari keterwakilan dokter spesialis anak, dokter dokter spesialis kandungan, Ahli Gizi dan Ahli Psikolog.

5 faktor tersebut yakni aktor ekonomi, faktor pola asuh, faktor lingkungan, faktor pendidikan orang tua dan faktor terpapar asap rokok orang tua.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) dan Keluarga Berkualitas (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon Wawan Ihwani, 5 faktor yang disampaikan tim pakar tersebut, yakni pertama faktor ekonomi, faktor pola asuh, faktor lingkungan, faktor pendidikan orang tua dan faktor terpapar asap rokok orang tua.

BACA JUGA:Penjual Nasgor di Kasemen Kota Serang Cabuli 2 Anak, Pelaku Teman Ortu Korban

“Jangan salah nomor 5 yakni terpapar asap rokok bapaknya juga beberapa ditemukan berpengaruh terhadap stunting. Ini analisa para tim Tim Pakar Audit Stunting,” katanya, Rabu 20 September 2023.

Wawan menyampaikan, tim pakar audit stunting sendiri melakukan pencematan setelah ahli gizi, dokter puskesmas, bidang kelurahan dan kader turun melakukan audit kepalangan.

Dimana hasilnya akan disampaikan dalam pada acara diseminasi audit kasus stunting yang dilakukan satu tahun dua kali.

“Diseminasi audit kasus stunting berikutnya nanti akan dilakukan pada November 2023. Ini dilakukan dua kali dalam satu tahun,” ucapnya.

BACA JUGA:Tersandung Pidana Korupsi, Hukuman Mantan Kepala BPN Lebak Dikorting Segini

Secara data, jelas Wawan, kasus stunting mengalami penurunan, pada hasil validasi Agustus 2023 ada sebanyak 994 anak terpapar stunting atau turun sebanyak 200 anak dari hasil validasi Februari sebanyak 1.144 anak.

“Jauh lebih menurun. Artinya upaya pendampingan yang dilakukan cukup berhasil,” katanya.

Pada 2022, papar Wawan, angka stunting di Februari mencapai 1.576 dan Agustus 2023 mengalami penurunan sebanyak 1.252 anak yang terpapar stunting.

“Perbandingan Agustus 2022 dan Agustus 2023 juga sangat jauh menurun angkanya. Kami terus berupaya supaya terus dilakukan pendampingan oleh kader. Dimana angka tersebut dari sebanyak kurang lebih 30 ribu anak dan balita di Kota Cilegon” ucapnya.

BACA JUGA:Koramil 0101 Pandeglang Lakukan Pengawasan Pupuk Bersubsidi

Pendampingan sendiri, lanjut Wawan, dilakukan kepada 4 sasaran yang memiliki risiko stunting, pertama kepada calon pengantin, ibu hamil, kepada ibu Pasca Salin dan terakhir balita.

“Misalnya kepada pengantin harus dilakukan pengecekan mengukur lingkar lengan, hemoglobin dan usia, jika lingkar tangan 32,5 mili, usai mencapai 20 tahun maka boleh, jika belum maka diberikan edukasi untuk menunda kehamilan karena anaknya berpotensi terpapar stunting,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala DP3AP2KB Agus Zulkarnain menyatakan, pihaknya akan terus berupaya dengan melibatkan semua opd terkait dan industri serta donatur untuk bersama-sama mengintervensi soal stunting, sehingga angkanya bisa lebih menurun.

“Kami terus mengajak semua pihak untuk bersama-sama menurunkan angka. Sebagaimana menjadi amanat dari Presiden dan Walikota Cilegon,” pungkasnya. ***

Pos terkait