BANTENRAYA.CO.ID – Bukan hanya Pemerintah Kota atau Pemkot Cilegon saja yang menggelar seminar bertajuk Pengusulan Calon Pahawlan Nasional.
Rupanya Pemkot Manado, Provinsi Sulawesi Utara juga menggelar seminar yang sama dengan tajuk Pejuang Perlawanan Petani Banten 1888.
Seminar yang digelar kedua kota tersebut ternyata erat kaitannya dengan penyusunan naskah akademik pengusulan calon pahlawan nasional untuk KH Wasyid dan Ki Arsyad Thawil.
Terutama untuk Ki Arsyad Thawil yang merupakan pejuang Geger Cilegon atau Petani Banten 1888 yang dibuang ke penjara pengasingan di Manado.
Dimana, adanya seminar tersebut diharapkan bisa memperkaya data dan fakta serta informasi tentang perjuangan Ki Arsyad Thawil.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon Heni Anita Susila menyatakan, Walikota Cilegon Helldy Agustian sudah tiba di Manado pada Jumat 28 April 2023 pagi.
Dimana ia juga berangkat bersama Prof Mufti Ali dari IAIN dan Al Munawar dari IAIN Bandung sebagai tim penyusun, serta Kepala Lab Penjaminan Muti FIB.
“Yah Narasumbernya juga ada dari sana, termasuk Pak Walikota Helldy,” ujarnya, Jumat 28 April 2023.
Heni menyatakan, seminar tersebut diharapkan bisa melengkapi berbagai data primer dan skunder dalam penyusunan naskah akademik pengusulan nama pahlawan nasional.
“Semoga semakin memperkaya data dan fakta serta informasi tentang perjuangan KH Arsyad di Manado,” katanya.
Sementara itu, Helldy mengapresiasi Pemkot Manado yang telah memfasilitasi kegitan seminar tersebut.
“Suatu kebanggaan bagi masyarakat Banten, khususnya Cilegon. Kebanggaan juga bagi masyarakat Manado tentunya bila gelar pahlawan nasional ini ditetapkan,” katanya.
Helldy menurutkan, sejak 2009 ia bolak-balik Manado menelusuri jejak tokoh pergerakan perang Geger Cilegon.
Setelah perang Geger Cilegon pada Juli 1888, sebanyak 99 ulama asal Banten dibuang ke seluruh Indonesia.
11 di antaranya dibuang ke Manado, termasuk KH Arsyad Thawil.
BACA JUGA: Wakil Ketua DPRD Cilegon Puji Helldy Pemimpin Inovatif, Tapi Butuh Perkuat Sinergi Birokrasi
“Pada Desember 1945, Presiden Soekarno yang berpidato di Serang,” ujarnya.
“Mengatakan bahwa, wahai putra-putri Banten tahu kah kalian bahwa di Banten pernah ada seorang pahlawan besar, dia adalah KH Arsyad Thawil,” imbuhnya.
“Presiden Soekarno saja menyebutnya sebagai pahlawan, oleh karenanya kami teliti melibatkan akademisi dan memperjuangkannya agar menjadi pahlawan nasional,” katanya.
Setelah dilakukan penelitian dan kajian mendalam melibatkan perguruan tinggi, jelas Helldy.
Bahkan tim peneliti sudah menelusurinya hingga ke Belanda, sekarang segera menyelesaikan proposal pengajuan gelar pahlawan nassional.
“Dua hari ini mudah-mudahan selesai karena bulan depan (Mei) berkas ini harus masuk ke pemerintah pusat,” paparnya.
“Mudah-mudahan Allah ridho, tahun ini Ki Wasyid dan KH Arsyad Thawil bisa ditetapkan menjadi pahlawan nasional,” harapnya.
Sejarawan UIN SMH Banten Prof Mufti Ali mengaku tengah berupaya untuk mendeskripsikan.
Hal itu, agar peran kedua calon pahlawan nasional tersebut bisa diuraikan lebih detail apa saja peran kedua tokoh Geger Cilegon tersebut.
“Terutama yang berdampak secara nasional. Peranannya banyak, hanya saja harus dipilah mana yang berdampak luas,” pungkasnya. ***