BANTENRAYA.CO.ID – Situ Ciwaka di Kelurahan Pengampelan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, mengalami kekeringan.
Situ Ciwaka kekeringan karena sudah memasuki musim kemarau, sehingga airnya surut.
Imbas Situ Ciwaka kekeringan, ribuan hektare sawah di Kelurahan Pipitan terancam kekeringan dan gagal panen alias puso, lantaran sebagian Situ Ciwaka mulai mengering.
Salah seorang warga Tegal Kembang, Kelurahan Pipitan, Abdul Basir mengatakan, Situ Ciwaka sempat mengering selama beberapa bulan, seiring memasuki musim kemarau.
“Dua bulan lalu. Waktu itu air kering total,” ujar Abdul Basir, ditemui di Situ Ciwaka, Selasa 8 Agustus 2023.
Warga, kata Abdul Basir, berinisiatif untuk membendung Situ Ciwaka di pintu airnya dengan menggunakan bahan seadanya. Setelah dibendung Situ Ciwaka airnya pun mulai naik.
BACA JUGA:Pemkot Serang Anggarkan Rp 3 Miliar untuk Khitanan Massal
“Air naik lagi selama seminggu dua Minggu. Giliran udah naik turun lagi, karena dibendung pakai terpal disobek sama orang. Kering lagi sampai sekarang,” ucap dia.
Abdul Basir mengaku pihaknya prihatin terhadap para warga petani yang sangat mengandalkan air dari Situ Ciwaka.
“Makanya inisiatif warga dibendung lagi. Makanya jalan lagi. Orang-orang Ciwaka aja yang perhatian sama bendungan itu. Kasihan warga-warga yang butuh air sawah. Kalau kering mau mengairi sawahnya pakai apa. Intinya warga kekeringan air,” tuturnya.
BACA JUGA:Pengusaha THM Minta Dispensasi 6 Bulan, Begini Penjelasan Pemkot Serang
Menurut Abdul Basir, saat Situ Ciwaka mengering masyarakat petani mengeluh karena khawatir lahan sawahnya gagal panen.
“Masyarakat pada ngeluh nggak ada air dari Situ Ciwaka. Soalnya posisi airnya ini warga membutuhkan banget. Karena kering begini sawah bagaimana. Kebanyakan di sini petani. Yang butuh air terutama para petani dan peternak ikan,” jelas Abdul Basir.
Abdul Basir berharap Pemerintah Daerah turun tangan mengatasi dampak kekeringan Situ Ciwaka.
BACA JUGA:Forum Honorer Larang Pemkot Serang Mengangkat Tenaga Non ASN Baru
“Pemerintah harus cepat-cepat memperbaiki bendungannya biar airnya gak bocor. Karena pintu airnya yang di bawah sudah karatan jadinya jebol. Sekarang nggak bisa digunakan. Jadi pemerintah harus memperbaiki bendungan itu. Secepatnya. Karena warga membutuhkan air banget,” tandasnya.
Salah seorang petani Lingkungan Pipitan, Kelurahan Pipitan, Kecamatan Walantaka, Soni mengatakan, para petani di Kelurahan Pipitan sangat bergantung pada air Situ Ciwaka, karena mayoritas sawah tadah hujan.
Ketika Situ Ciwaka mengalami kekeringan, para petani sangat berdampak.
BACA JUGA:Meriahkan HUT ke-16, Pemkot Serang Bakal Gelar Cukur Rambut Massal Gratis di 32 Gerai
“Ya berdampak lah. Dari dulu kesulitan air,” kata Soni, ditemui di sawah Lingkungan Pipitan, Kelurahan Pipitan, Selasa 8 Agustus 2023.
Soni mengungkapkan, sudah beberapa bulan lalu para petani sudah kesulitan untuk mendapatkan air untuk mengairi persawahannya.
“Semenjak mulai garap. Tiga bulanan ke sini. Sudah nggak ada lagi airnya,” ungkap dia.
BACA JUGA:Warga Unyur Minta Pemkot Serang Percepat Pemanfaatan Frontage
Soni menjelaskan, sebagian Situ Ciwaka saat ini kembali menampung air, karena para petani harus mencari-cari sumber air hingga ke Kabupaten Serang.
“Situ Ciwaka sekarang ada airnya itu dari kali sedikit-sedikit. Dari Baros, dari Kecamatan Curug. Dari irigasi nyari airnya,” jelasnya.
Untuk mendapatkan sumber air, para petani sampai rela berkorban bedagang demi sawah-sawahnya teraliri air melalui Situ Ciwaka.
BACA JUGA:Tekan Inflasi Pemkot Serang Fungsikan Kembali Pasar Lingkungan
“Sehari itu belum tentu kelar nyari airnya. Kadang-kadang empat hari empat malam nginep di sana buat cari air,” ungkap Soni.
Soni menuturkan, karena sebagian Situ Ciwaka sudah mengering, para petani terpaksa harus menggunakan mesin diesel agar air bisa mengalir ke persawahannya.
“Pakai diesel. Sedot lagi. Bikin tempolong pakai pralon. Kalau gak gitu gak turun airnya, karena posisi Situ Ciwaka tinggi,” tutur Soni.
BACA JUGA:Pemkot Serang Ajukan KH Samaun Bakri Jadi Pahlawan Nasional
Untuk menyedot air dari Situ Ciwaka, para petani harus merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah untuk membeli bensin jenis pertalite
“Rp 200 ribu buat beli bensin sehari doang buat ngairin sawah. Sawah saya cuman 5000 meter persegi tapi jaraknya jauh, jadi nyedotnya lama,” terang dia.
Soni mengakui bahwa bencana kekeringan di Kelurahan Pipitan belum terjadi, namun saat ini para petani sudah merasakan dampak kesulitan air karena sudah memasuki musim kemarau.
BACA JUGA:Pemkot Serang Salurkan 80 Ekor Hewan Kurban ke Pondok Pesantren, Masjid, dan Masyarakat
“Kekeringan total belum. Cuma kekeringan nggak ada hujan. Biasanya kalau telat hujan air dari sana mungkin ada ngalir ke sini. Ini nggak ada sama sekali,” ungkapnya.
Soni berharap Pemerintah Daerah bisa mengatasi permasalahan para petani yang sudah merasakan kesulitan air, akibat sebagian Situ Ciwaka kekeringan.
“Kalau bisa ada mesin bor air. Jadi kita ngebor kalau di Situ Ciwaka airnya sudah kering,” katanya.
BACA JUGA:Pemkot Serang Diminta Usulkan KH Samaun Bakri Jadi Pahlawan Nasional
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, sebagian Situ Ciwaka sudah mengalami kekeringan.
“Kemarin kami monitor ke sana. Sebagian Situ Ciwaka sudah kering, jadi airnya gak turun,” kata Diat Hermawan.
Kepala DKPPP Kota Serang Sony August dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa 8 Agustus 2023, dalam keadaan aktif sehingga belum bisa dimintai keterangannya. ***