Bawang Kasemen Tak Dijual Keluar Daerah

2 PETANI BAWANG
Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin (seragam coklat) angkat bawang merah saat panen di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Senin (9/12/24). (Harir Baldan/Banten Raya)

SERANG, BANTEN RAYA- Para petani bawang merah di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tak menjual hasil panennya keluar Kota Serang.

Kebutuhan bawang merah di Kota Serang cukup banyak hingga mencapai ratusan ton dalam sebulan. Selain itu masih andalkan pasokan bawang merah dari luar Banten.

Imbauan tak menjual bawang merah keluar Kota Serang ini terungkap usai acara panen bawang merah hasil sekolah lapang produk holtikultura oleh kelompok tani (Poktan) Sumber Jaya, di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Senin (9/12/24).

Jadi Langganan Banjir, Warga Tutup Jalan Raya Bojonegara-Puloampel

Panen bawang merah ini juga dalam rangka gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Panen bawang merah ini secara simbolis dilakukan secara serentak oleh Penjabat Sekda Provinsi Banten Usman Assidiqi Qohara, Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin, Kepala Distan Provinsi Banten Agus M Tauchid, Kepala DPMPTSP Kota Serang Virgojanti, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, dan Kepala DKPPP Kota Serang Sony August.

Kepala DKPPP Kota Serang Sony August mengatakan, luas lahan pertanian bawang merah yang dipanen 10 hektar. Setiap 1 hektar menghasilkan 8 hingga 13 ton bawang merah.

“Tadi laporannya dari semua ton perkiraan ada 100 ton lebih,” ujar Sony, kepada Banten Raya.

Polisi Grebek Tempat Produksi Tembakau Sintesis

Hasil panen bawang Kelompok Tani (Poktan) Sumber Jaya seluas 10 hektar ini diprioritaskan dijual di Kota Serang. “Untuk penjual sebenarnya kita sudah mengaet PT ABM (Agribisnis Banten Mandiri) untuk menjadi oftaker atau menampung,” ucap dia.

Sony menegaskan, Poktan Sumber Jaya harus menjual hasil panen bawangnya di Kota Serang. “Prinsipnya siapa pun yang bisa membeli lebih mahal kepada petani mereka akan jual. Yang pasti titipan kita adalah jual dulu di sini di Kota Serang,” katanya.

Jika para petani Poktan Sumber Jaya bersikeras menjual hasil panen bawangnya di luar wilayah Banten, Sony tak segan untuk memberikan teguran kepada para petaninya.

BPKAD Kota Serang Sensus OPD Demi Data Aset

“Nggak boleh. Kalau misalkan ini kena teguran sama saya. Jadi harus mengisi pasar-pasar kita dulu. Mau pakai tengkulak dari pasar ataupun nggak itu silakan,” tegas Sony.

Ia juga akan mengerahkan para penyuluh pertanian untuk mengawasi para petani Poktan Sumber Jaya jika kedapatan menjual di luar Kota Serang. “Ada dari penyuluh. Sampai ke sana kita posisinya dari hulu sampai hilir ya kita fasilitasi,” kata dia.

Walaupun para petani berhasil memproduksi 100 ton lebih bawang merah, namun belum mampu mengendalikan inflasi di Kota Serang. Sebab kebutuhan bawang merah di Kota Serang mencapai tiga ratusan ton per bulan.

Pemkot Serang Baru Sediakan Anggaran 24 Persen Untuk Infrastruktur

“Tadi apabila kita 300 ton tiga kali dalam satu tahun dalam masa tanam itu baru 1 persennya yang 10 hektar. Kebutuhan di Kota Serang 300 ton per bulan. Dalam satu kali panen dalam satu. Satu kali panen kita di angka 100 ton. Jadi belum cukup,” katanya.

Dengan hanya menghasilkan 100 ton bawang merah, maka Kota Serang masih mengandalkan pasokan bawang merah dari luar Banten. “Ya masih kita dari luar. Kita masih menampung produk yang dari Brebes dan segala macam,” pungkasnya.

Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin mengapresiasi penanaman bawang merah di Kota Serang. Menurut dia, penanaman bawang merah ini berkat kolaborasi antara Pemprov Banten, Bank Indonesia dan Pemkot Serang.

29 Kapal Besar Dikerahkan

“Alhamdulillah kami atas nama Pemkot Serang mengapresiasi kegiatan pada hari ini. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Pemprov Banten dan Bank Indonesia,” ujar Nanang, kepada Banten Raya.

Ia menuturkan, penanaman bawang merah di atas lahan seluas 10 hektar. Selain menanam bawang merah, para petani Sumber Jaya juga diberikan bekal pengetahuan melalui sekolah lapang.

“Mereka dididik mencari role model yang bagus, sehingga tadi kita dengarkan bersama hasilnya luar biasa,” ucap dia.

Perjanjian Sewa Lahan Stadion Tanpa Kajian

Nanang menjelaskan, hasil panen bawang merah di atas lahan 10 hektar menghasilkan sebanyak 8 hingga 13,5 ton bawang merah. “Dan ini memenuhi target dan tentu ini hasil kolaborasi antara pemerintah provinsi Banten. pak gubernur begitu sungguh-sungguh dengan Pak Kadis pertanian, BI selalu menginisiasi berbagai hal yang ada di Kotata Serang,” katanya.

Dengan capaian hasil panen bawang merah yang memuaskan, ia berharap menjadi role model bagi para petani di Kota Serang. “Tapi yang lebih penting tadi para petani meminta jaminan. Jangan sampai terlalu tinggi juga jangan terlalu rendah juga jangan. Artinya itu akan berbanding lurus dengan ongkos produksi,” terang Nanang.

Nanang menyebutkan biaya tanam bawang merah untuk satu hektar menyedot anggaran yang cukup besar. “Per satu hektare Rp120 jutaan. Ini cukup besar,” kata dia.

Jika ada penambahan luas lahan tanam bawang merah, ia mengaku pihaknya siap dan menerima dengan tangan terbuka. “Nanti tentu bekerjasama dengan pemerintah provinsi, BI dan berbagai pihak agar produksi yang dihasilkan para petani bawang yang ada di Sawah Luhur ini minimal menjadi penyuplai untuk wilayah Banten. Saya berharap juga hasilnya jangan dibawa keluar dulu,” pintanya. (harir)

 

Pos terkait