BANTENRAYA.CO.ID – Setelah dikabarkan akan gagalnya Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 karena di isukan penolakan terhadap negara Israel.
Kini Indonesia harus rela untuk tidak bermain di Piala Dunia U-20 serta Israel akan tetap melaju di perhelatan piala dunia tersebut.
Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa gagalnya Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 dikarenakan aksi penolakannya terhadap Israel.
BACA JUGA: SIMAK! Ini Dia Jurusan Sepi Peminat Di Untirta, Peluang Lolos Besar Untuk SNBT 2023
Namun banyak juga sisi lain yang mengatakan bahwa gagalnya Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 karena tragedi mengenaskan di Kanjuruhan Malang pada beberapa bulan yang lalu.
Atau isu lain mengabarkan bahwa Indonesia belum cukup siap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia dalam segi kualitas stadion dan sarana prasarana lainnya.
Kendati demikian, semua pendapat yang dikeluarkan pastiya memiliki dasar dan acuan yang jelas sehingga semuanya masih bisa diterima.
Israel yang berlatar belakang sebagai penjajah dan masih terus menjajah Negara Palestina seharusnya tidak diberikan ruang untuk bisa eksis di dunia Internasional.
BACA JUGA: Cara Bebas Dari Hutang, Baca Doa Ini Di Bulan Ramadhan Supaya Terbebas Dari Jeratan Pinjol
Seperti Dikutip Bantenraya.co.id pada Channel Youtube Najwa Shihab pada acara Musya Warah, Najwa Shihab menjelaskan bahwa Negara kita punya sejarah yang kental terhadap penolakan Israel.
Bahkan pada konstitusi pun tertuang bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Meskipun banyak yang mengatakan jangan mencampuradukan Politik dan olahraga, namun Najwa Shihab memperjelas bahwa sepak bola tidak bisa terlepas dari adanya poitik.
“Bukan disambung-sambungin, karena sebetulnya ada benang merahnya” kata Najwa Shihab yang akrab disapa mba Nana tersebut.
BACA JUGA: Hukum Batal Puasa Karena Mudik Lebaran, Ini Kata Habib Husein Jafar Al-Hadar
Najwa Shihab juga menceritakan bahwa pendapat yang menolak Israel untuk masuk ke Indonesia dalam mengikuti piala dunia adalah pendapat yang valid dan ada dasarnya.
Hal itu bukan semata politik praktis, namun soal sikap, pandangan dan soal bagaimana hasil akumulasi pendirian bangsa Indonesia dan jejak historis yang semuanya terekam di konstitusi.
“Dan itu juga yang menjadi alasan kenapa sampai sekarang kita ngga mengakui Israel, kita ngga punya hubungan diplomatik dengan Israel karena alasan itu, sesuatu yang ngga bisa dianggap enteng ngga bisa dianggap ringan menurutku” Jelas Najwa.
Namun Pendapat lain yang pro dengan pembatalan berpandangan bahwa ini bukan tentang Israel dan Palestina, olahraga dan politik jangan dicampur adukan.
BACA JUGA: Umat Islam Wajib Tahu! Inilah 6 Sejarah Penting Di Bulan Ramadhan, Nomor 4 Paling Menakjubkan
Jangan sampai dengan penolakan Israel untuk bertanding Ke Indonesia membuat batalnya Indonesia untuk tampil di Kancah Piala Dunia.
Namun meskipun banyak argumen dari berbagai perspektif, jangan sampai membuat kita pecah belah, justru yang harus kita lakukan adalah bagaimana mencari solusi dari masalah yang sudah ada.
Jauh sebelum isu ini ramai, cucu Pendiri Israel meminta presiden Jokowi untuk menolak kedatangan Timnas Israel U-20 saat sebelum dibatalkan.
“Tolong jangan izinkan Timnas Israel untuk masuk ke Indonesia dan bertanding” kata Miko Peled cucu Pendiri Israel sekaligus aktivis HAM Israel yang dikutip Bantenraya.co.id dari Instagram @cordova.media.
BACA JUGA: Tentara Israel Tembakkan Gas Air Mata saat Pertandingan Final Piala Liga Palestina
Menurutnya tak ada toleransi sama sekali untuk Israel dan Zionisme.
Ia juga memohon kepada presiden Indonesia, Organisasi masyarakat serta seluruh rakyat Indonesia untuk menolak kedatangan Israel ke tanah air Indonesia.
Mengizinkan Israel bertanding di Indonesia berarti memberi izin kepada Israel untuk terus membunuh dan menindas rakyat palestina.
Palestina tidak bisa sendirian dalam meraih kemerdekaanya dari Israel, mereka butuh dukungan dari kita.
Itulah beberapa pandangan mengenai Batalnya perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang dilihat dari berbagai perspektif.
Semua argumen tadi dirangkum dari beberapa pendapat yang diakumulasikan dan mendapat suara terbanyak, sehingga kita tidak hanya fokus pada permasalahan saja, akan tetapi bagaimana upaya mencari solusi.***