BANTENRAYA.CO.ID – Penabulu Stop TB Partnership Indonesia atau STPI Provinsi Banten memperkirakan ada 5.149 warga Banten, minus Kabupaten Pandeglang, menderita tuberkulosis atau TB Paru.
Sementara ini kasus temuan TB di Provinsi Banten baru mencapai 1.976 orang.
Adapun penderita TB di Kota Cilegon dari estimasi 237 orang yang terdeteksi baru ada 154 orang.
Di Kota Serang dari estimasi 336 orang yang terdeteksi baru ada 167 orang.
BACA JUGA:Tenaga Kerja Asing di Kabupaten Pandeglang Bakal Ditarik Retribusi
Kota Tangerang dari estimasi 1.166 orang yang terdeteksi baru ada 221 orang.
Kabupaten Tangerang dari estimasi 1.533 orang yang terdeteksi baru ada 514 orang.
Di Kota Tangerang Selatan dari estimasi 826 orang yang terdeteksi baru ada 62 orang.
Kabupaten Lebak dari estimasi 472 orang yang terdeteksi baru ada 226 orang.
BACA JUGA:2 Stadion dan Graha Pancasila di Pandeglang Direhab, Total Anggaran Rp 5,3 M
Kabupaten Serang dari estimasi 579 orang yang terdeteksi baru ada 632 orang.
Sementara untuk Kabupaten Pandeglang tidak ada datanya karena belum menjadi daerah yang diintervensi oleh Penabulu STPI Provinsi Banten.
Subhan dari Penabulu STPI Provinsi Banten mengatakan, angka 5.149 warga Banten menderita tuberkulosis adalah data estimasi.
Sementara yang berhasil ditemukan hingga saat ini baru mencapai 1.976 orang.
BACA JUGA: Pohon Tumbang Tutup Jalan Raya Mulkita Pandeglang, Lalu Lintas Tersendat
“Capaian kami di semester II baru 41-43 persen,” kata Subhan, Kamis, 19 Oktober 2023.
Subhan mengatakan, banyak kendala yang dihadapi saat ingin menemukan kasus warga yang positif TB, salah satunya adalah capaian di Tangerang Raya yang belum maksimal.
Hal ini juga berkaitan dengan keterbatasan personel yang dimiliki sehingga penjangkauan terutama daerah yang paling jauh.
Sedangkan capaian yang baik dari target untuk wilayah Serang Raya juga belum bisa mendongkrak capain karena target yang palig besar ada di Tangerang Raya.
BACA JUGA:Inovasi Jempol dan Kontan Antarkan DPMPTSP Kota Cilegon Raih Penghargaan dari Pemprov Banten
Kendala lain, ada puskesmas yang hingga saat ini belum diintervensi, akibat jarak jauh.
Dia mencatat sampai saat ini masih ada 3 puskesmas yang belum diintervensi karena keterbatasan anggaran dan personel, karena kerja ini bersifat kerelawanan sehingga tidak banyak orang yang mau.
Kendala lain di Kota Tangerang ada Bantuan Operasional Kesehatan yang dimiliki daerah sehingga ketika Penabulu STPI Provinsi Banten akan masuk untuk mencari dan mendata penderita TB, tidak boleh karena khawatir akan double claim (investigasi kontak).
Akibat larangan ini akhirnya kader tidak berani mencari penderita TB di Kota Tangerang.
Subhan mengungkapkan, penyakit TB adalah penyakit yang bisa menular.
TB menular melalui droplet atau percikan air liur ketika penderita TB bersin-bersin atau batuk. Bahkan, TB juga bisa menular ketika kita ngobrol dengan durasi tiga jam dengan penderita TB.
“Dari 10 orang 4-5 orang tertular TB setelah ngobrol selama tiga jam dengan penderita,” ujarnya.
Karena itu perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada penderita TB Paru agar mereka tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
BACA JUGA:3 Deretan Pondok Pesantren di Bogor, Jawa Barat, Keunggulan, Biaya Masuk, Bulanan
Misalkan edukasi ketika batuk harus ditutup dengan tangan atau tisu. Tapi yang lebih bagus adalah dengan memakai masker.
“Penyebab orang kena TB adalah rata-rata karena tertular itu hasil temuan kami,” ujarnya. ***