Harga Beras di Pasar Induk Rau Kota Serang Masih Tinggi

WhatsApp Image 2023 10 08 at 20.33.44
Pedagang beras di Pasar Induk Rau, Kota Serang, menakar beras untuk konsumen, Minggu 8 Oktober 2023. (Harir Baldan/Bantenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Harga beras di Pasar Induk Rau Kota Serang masih melambung tinggi.

Stok berkurang akibat gagal panen, karena musim kemarau panjang menjadi salah satu faktor melonjaknya harga beras.

Imbas kenaikan harga beras, omset pedagang pun menurun.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pedagang beras di Pasar Induk Rau Kota Serang Awing mengatakan, harga beras yang dijual di tokonya bervariatif tergantung klasifikasi atau kualitasnya.

Harga beras kualitas medium 1 dijual Rp 15.000 per kilogram (kg) atau Rp 13.000 per liter.

BACA JUGA:Parkir Berbayar Stadion Maulana Yusuf Kembali Dipungut, Pedagang Ketar-ketir

Semula harga beras premium dijual Rp 11.000 per liter.

Harga beras medium 2 dijual Rp 14.000 per kg atau Rp 12.000 per liter, semula dihargai Rp 9.500 per liter.

Harga beras medium 3 dijual Rp 13,500 per kg atau Rp 11.500 per liter, semula dijual Rp 9.000 pernl liter.

Harga beras standar dijual Rp 13.000 per kg atau Rp 11.000 per liter, sebelumnya dijual Rp 8.000 per liter.

BACA JUGA:Parkir Berbayar Stadion Maulana Yusuf Serang Disetop, Pengelola Ngaku Rugi Jutaan Rupiah Per Hari

“Jadi kenaikannya sekitar Rp 4.000 sampai Rp 3.000 per liter,” ujar Awing, kepada Bantenraya.co.id, Minggu 8 Oktober 2023.

Harga beras medium 1 Rp 320.000 per karung, sebelumnya Rp 220.000 naik Rp 100.000.

Harga beras medium 2 Rp 325.000 per karung, sebelumnya Rp 230.000 per karung.

Harga beras medium 3 Rp 3.30.000 per karung, sebelumnya Rp 240.000-Rp 235.000.

Harga beras KM Rp 350.000 per karung, sebelumnya Rp 275.000

Awing menjelaskan, melonjaknya harga beras di pengaruhi beberapa faktor, salah satunya karena gagal panen, lantaran dampak musim kemarau panjang.

BACA JUGA:Dalam Perayaan HAORNAS 2023, Bupati Zaki: Lanjutkan Tongkat Estafet Olahraga Di Kabupaten Tangerang

“Gagal panen karena musim kemarau. Petani mau nanam padi, sawahnya kekeringan,” ucap dia.

Awing menuturkan, kenaikan harga beras terjadi sejak lama, hanya saja kenaikan harga beras tidak sekaligus. “Udah lama. Dari bulan Agustus. Cuma memang bertahap naiknya,” tuturnya.

Awing mengakui imbas kenaikan harga beras berdampak terhadap pendapatannya, karena penjualan berasnya menjadi berkurang.

“Ngaruh ke penjualan. Biasanya sehari bisa ngejual 1 ton ini mah cuma 5 kuintal. Biasanya orang beli sekarung, sekarang dikurangi 10 kg. Terus walaupun sekarang bulan Mulud, tapi gak rame penjualan berasnya,” akunya.

BACA JUGA:Soal Penyelesaian Masalah Lahan SMA Negeri 4 Kota Tangerang, Begini Kata Dindikbud Banten

Tak hanya itu, Awing juga mengaku kesulitan untuk mendapatkan beras premium maupun medium (lokal).

“Barangnya juga sekarang lagi sulit. Mintanya sekarang, datangnya seminggu. Biasanya minta sekarang dikirim langsung. Sulitnya ya itu tadi karena petani gagal panen,” jelas Awing.

Awing mengungkapkan, untuk beras premium atau merek KM didapat dari luar Banten.

Sementara beras medium atau lokal dipasok dari Kota Serang.

“Beras KM dari Karawang. Tapi beras KM buat pelengkap aja. Paling banyak dari Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen,” ungkap dia.

BACA JUGA:Kerjasama Kelola Sampah Tangsel Ke Kota Serang Distop

Awing berharap harga beras kembali stabil, sehingga penjualannya pun kembali normal.

“Kepengennya mah stabil. Kalau mahal mah kitanya juga belinya mahal, dan jualnya juga mahal lagi ke konsumen,” katanya.

Keluhan serupa pun dikatakan pedagang beras di PIR lainnya, Bahrudin. Bahrudin mengungkapkan, harga beras kualitas medium saat ini Rp 15.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 13.000 per kilogram.

Sedangkan untuk beras kualitas sedang berada pada kisaran Rp 14.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 12.000 per kilogram, dan kualitas standar Rp 13.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 10.000 per kilogram.

“Harga beras dalam satu hari mengalami kenaikan sebesar Rp 200 sudah sejak dua minggu yang lalu, sehingga membuat banyak konsumen mengeluh, karena harga beras yang terus mengalami kenaikan,” kata Bahrudin.

BACA JUGA:Rano Karno Siap Libas Airin

Bahrudin memperkirakan harga beras akan terus mengalami kenaikan di bulan November hingga Desember 2023.

“Karena masa tanam dan musim kemarau yang membuat para petani gagal panen,” ucap dia.

Bahrudin menjelaskan, kenaikan harga beras berdampak terhadap daya beli masyarakat.

“Biasanya membeli satu karung beras, karena adanya kenaikan harga hanya membeli setengah karung saja,” jelas dia.

Bahrudin mengaku, kenaikan harga beras mempengaruhi omzet penjualan yang menurun. Biasanya dalam sehari bisa meraup keuntungan sebesar Rp 25 juta.

BACA JUGA:Pemerintah Kota Serang Wujudkan GDPK 5 Pilar

Namun saat ini hanya Rp 15 juta per harinya.

“Jadi merosot banget, kami berharap harga beras kembali stabil, sehingga para konsumen tidak lagi mengeluhkan harga beras yang mahal,” pungkasnya.

Salah seorang pedagang nasi uduk Saariyah ikut merasakan dampak kenaikan harga beras.

Sebelum naik ia biasa memasak nasi uduk sebanyak 5 sampai 6 liter per hari, namun sejak harga beras naik terpaksa dikurangi.

“Kita kurangi sekarang tiga liter sampai 4 liter per hari. Harganya lagi mahal. Buat kebutuhan yang lain duitnya dibagi-bagi,” tutur Saariyah.

BACA JUGA:Haerul Jaman: Generasi Muda Perlu Pahami 4 Pilar Kebangsaan

Menanggapi kenaikan harga beras, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menangah Perindustrian dan Perdagangan (Dinkopukmperindag) Kota Serang Wahyu Nurjamil mengatakan, pihaknya sementara ini melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kebutuhan bahan pokok (bapok).

“Kami mengusulkan operasi pasar dengan cara membentuk paket sembako yang akan disebar di kecamatan. Di mana rencananya beras, minyak, gula, tepung atau bisa lain nya. Masyarakat cukup membayar setengah harganya, setengahnya lagi ditanggung pemerintah, tapi masih dibahas oleh Bappeda dan BPKD atau tim TAPD,” katanya. ***

Pos terkait