BANTENRAYA.CO.ID – Sebanyak lima desa di Kecamatan Mancak diterjang banjir dan longsor akibat hujan lebat yang terjadi kurang lebih selama sembilan jam.
Banjir di Mancak tersebut mengakibatkan beberapa rumah warga dipenuhi air dan lumpur, gazebo di tempat wisata hanyut dan rusak, hingga puluhan hektare sawah digenangi air sehingga bisa menimbulkan gagal panen.
Serkretaris Kecamatan Mancak Udin Syaefudin mengatakan, banjir terjadi akibat adanya air yang meluap dari Sungai Likujang dan Sungai Rawa Dano yang melintasi beberapa desa.
“Ada lima desa yang terdampak, untuk banjir di Desa Cikedung, Desa Labuan, dan Desa Sangiang dan Desa Waringin. Sementara untuk longsor di Desa Cikedung dan di perbatasan Desa Balekambang dan Desa Blokang,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7 Januari 2025).
475 Honorer Pemprov Minta Masuk ke 1.000 Formasi
Ia menjelaskan, banjir juga sempat melupuhkan aktifitas warga yang ingin berangkat bekerja lantaran akses jalan dipenuhi dengan air yang sangat deras.
“Untuk yang paling parah itu di Desa Cariang karena dua jembatan dipenuhi dengan air.
Sementera di Desa Waringin ada gazebo di wisata caffe Kebon Cau yang terbawa arus.
Sementara untuk di Desa Cikedung dua rumah dipenuhi material bebatuan dan air akibat tanah longsor,” katanya.
Pj Walikota Serang Nanang Saefudin Resmikan Mushola di Pasar Lama
Udin menuturkan, puluhan hektare sawah padi juga terancam gagal panen akibat meluapnya sungai Rawa Danau dan sungai Likujang.
“Kita masih hitung berapa jumlahnya, namun kurang lebih 50 hektare sawah digenangi air.
Usianya juga baru tanam kemungkinan terancam gagal panen. Semalam hujan lebat dari pukul 03.00 sampai pukul 11.00 dan untuk penanganan juga sudah siapkan alat berat di Desa Balekambang,” jelasnya.
Warga Desa Sangiang Jumadi mengatakan, banyak warga yang terhambat untuk pergi bekerja karena akses satu-satunya sempat digenangi air kurang lebih setinggi 30 sampai 50 centimeter.
Jelang Tahun Baru, Harga Cabai dan Minyak Melejit
“Saya mau berangkat kantor juga enggak bisa. Tadi (kemarin) banyak yang memaksakan lewat, akhirnya motor-motor yang maksa lewat mogok karena businya kena air, ” katanya.
Ia mengungkapkan, musibah banjir ini juga merupakan banjir yang terbesar di Desa Sangiang karena saat banjir sebelumnya masih bisa dilalui kendaraan.
“Sebelumnya juga pernah kejadian seperti ini tapi ini kejadian yang paling besar sepanjang sejarah. Surutnya paling sorean ya kalau tidak hujan lagi,” paparnya.
Palaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Haryadi mengatakan pihaknya juga telah menerjukan personil untuk datang ke lokasi melakukan assesment.
Curah Hujan Tinggi, DLH Imbau Kendaraan Angkut Sampah ke TPAS Cilowong Harus Kondisi Prima
“Tadi (kemarin) saya datang ke Mancak, dan saya sudah siapkan tim untuk terjun ke lokasi langsung. Memang kondisinya beberapa rumah warga ada yang kena longsor, tempat wisata rusak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa dan saat ini kondisi air sudah mulai menurun meski sebelumnya sempat menghambat aktifitas warga.
“Sekarang air sudah mulai surut dan memang rumah warga yang terdampak juga tidak terlalu banyak.
Kita sudah siapkan bantuan sembako untuk para warga dan saat ini masih dalam perjalanan,” katanya. (mg-andika)